Oleh: Bareph Yadie Kasalo | 6 Juli 2010

KACER


KACER

Download suara kacer

Kacer mempunyai nama ilmiah Copsychus saularis termasuk dalam phylum chordata, ordo passeriformes, family muscicapidae, genus copsychus. Habitat asli burung yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Magpie Robin/Oriental Magpie Robin/Straits Robin ini adalah daerah hutan terbuka, kebun dekat pemukiman penduduk. Burung ini lebih menyukai area terbuka di pinggiran hutan dibandingkan dengan di dalam hutan yang lebat. Meskipun menyukai daerah terbuka, namun belum pernah ada keterangan yang menyebutkan mereka juga hidup di daerah dekat laut/pantai.

Secara umum burung ini mempunyai ukuran panjang tubuh sampai 19 cm jika diukur dari ujung paruh sampai ujung ekor. Kacer jantan dewasa mempunyai warna bulu bagian kepala dan atas berwarna hitam mengkilat, sementara pada sebagian sayap mulai dari bahu sampai ujung sayap sebagian berwarna putih. Untuk jenis poci/sekoci pada bagian bawah dada sampai ke ujung ekor bagian bawah bewarna putih, sedangkan untuk yang jenis jawa timur berwarna hitam. Pada betina didominasi warna abu-abu cenderung kusam. Sedangkan pada burung jantan muda warna bulu pada bagian atas dan kepala masih terdapat warna coklat.

Berikut ini adalah gambar Kacer jantan dan betina :

Kacer Jantan

Kacer Betina

Kacer Dada Hitam Jantan

Kacer Dada Hitam Betina

Makanan utama burung ini adalah serangga, namun adakalanya mereka memangsa cacing dan kadang-kadang juga memakan buah-buahan, bahkan ada Kacer yang juga mengkonsumsi madu. Kacer yang dipelihara selain mengkonsumsi EF (Extra Fooding) seperti jangkrik, ulat, kroto (telur semut) dan belalang, juga mengkonsumsi pakan khusus burung buatan pabrik yang disebut voer / pur.

Kacer umunya mengalami musim kawin antara bulan Januari sampai Juni. Sang jantan akan memikat betinanya dengan nyanyian dan tariannya yang menawan. Mereka biasa membuat sarang dari rumput, daun serta dahan kering, juga dari akar-akaran dan lumut. Sarang mereka berbentuk seperti cawan. Mereka membuat sarangnya bisa dimana saja, seperti pada semak belukar, dahan pohon yang tidak terlalu tinggi, rongga / lubang pohon tua bahkan dekat dengan permukiman penduduk, seperti di atap – atap rumah. Sang betina akan bertelur sebanyak 3 – 5 butir. Pengeraman dilakukan oleh sang betina.

Kacer termasuk jenis burung yang cakupan penyebarannya cukup luas. Mereka bisa ditemukan di India/Bangladesh, Malaysia, Philipina bahkan sampai ke Pulau Jawa, terutama di Provinsi Jawa Timur. Secara umum masyarakat Indonesia mengenal dua jenis Kacer, yakni jenis Kacer berdada putih yang lebih dikenal dengan nama Kacer Sekoci/Poci dan Kacer dada hitam (seluruh bodi berwarna hitam, kecuali di bagian sayap ada sedikit warna putih) yang dikenal sebagai Kacer Jawa Timur. Secara umum kedua jenis Kacer tersebut mempunyai karakteristik suara yang hampir sama. Perbedaannya Kacer Jawa Timur volume suara lebih tebal namun Kacer dada putih mempunyai kelebihan dalam hal variasi nyanyian.

KACER SANG ENTERTAINER JEMPOLAN
Kacer adalah jenis burung yang merupakan entertainer jempolan. Penampilannya yang berwarna hitam legam dengan warna putih pada sayap dan dada sampai ekor serta mempunyai paruh yang tajam, kerap dianggap sebagai kembaran dari Murai Batu. Badannya yang relatif langsing memungkinkannya bergerak lincah sambil bersiul dan memainkan ekornya.

Masyarakat Indonesia senang memelihara Kacer dikarenakan burung ini relatif mudah dalam pemeliharaannya. Kacer biasa dipelihara untuk lomba ataupun hanya sekedar dijadikan klangenan / hobi semata. Namun akhir-akhhir ini sudah banyak para penangkar lokal yang telah berhasil melakukan menangkarkan Kacer. Mereka tertarik untuk menangkarkankan jenis burung ini karena relatif mudah dan juga mempunyai prospek bisnis yang cukup menjanjikan, selain itu juga didasari oleh rasa kesadaran akan pentingnya memelihara kelangsungan hidup jenis burung yang satu ini.

Tabiat Kacer yang suka meniru suara burung lain, membuat para pecinta Kacer sering melakukan pengisian suara jenis burung yang lain yang sesuai dengan karakterisitiknya. Proses pengisian suara ini dalam istilah perburungan sering disebut memaster. Pemasteran banyak dilakukan untuk jenis burung yang dilombakan maupun rumahan (klangenan – hobi – red).

MOTIVASI MEMELIHARA KACER

1. Sebagai klangenan
Perlakuan Kacer sebagai klangenan / hobi tidaklah terlalu sulit. Perawatan standar terhadap burung ini adalah seperti mandi dan jemur secukupnya. Penjemuran bisa dilakukan mulai jam 06.30/07.00 sampai dengan jam 11.00, tergantung kondisi. Kemudian berikan EF (extra fooding) secukupnya. EF yang diberikan bisa berupa jangkrik, kroto, belalang, ulat hongkong, ulat bambu, ikan kecil dan cacing atau kadang-kadang juga buah-buahan, karena ada beberapa Kacer yang menyukai buah-buahan. Adapun komposisinya bisa di atur seperti di bawah ini.
a. Jangkrik : diberikan pagi dan sore sebanyak 3 – 5 ekor ukuran sedang/besar.
b. Kroto : cukup diberikan dua kali dalam seminggu dengan takaran 1 sdm
c. UH/UB : dalam seminggu mungkin pemberian jenis makanan ini cukup satu minggu satu kali saja, dengan jumlah 2-3 ekor saja, karena ulat ini sifatnya akan menaikkan suhu tubuh.
d. Belalang juga bisa diberikan sebagai selingan, mengingat jenis EF satu ini sangat sulit didapat di perkotaan.
e. Untuk ikan kecil dan cacing sangat jarang diberikan kepada Kacer, pemberian ikan kecil harus memperhatikan struktur tulang dari ikan tsb, sebaiknya jangan diberikan jenis ikan yang mempunyai banyak tulang / duri yang keras, seperti ikan mujair, nila, gurami. Para penggemar Kacer suka memberikan jenis ikan guppy atau platty sebagai makanan selingan. Ikan ini berguna sebagai sumber kalsium. Sedangkan cacing biasa digunakan untuk menurunkan birahi Kacer, seperti halnya pemberian UH.
f. Buah-buahan bisa diberikan dalam porsi yang sedikit, karena burung ini tidak terlalu menyukai buah-buahan.

2. Untuk lomba
Ada perlakuan khusus bagi Kacer yang ditujukan untuk ikut dalam kontes/lomba yang tentunya berbeda jauh apabila dibandingkan dengan Kacer yang hanya dipelihara untuk sekedar hobi.

Ada lima aspek yang harus diperhatikan oleh para pemilik Kacer atau burung pada umunya jika mereka ingin membawa peliharaannya dalam sebuah kontes/lomba. Kelima aspek tersebut dirangkum dalam konsep 5 W dan 1 H, yakni : who, why, what, when, where dan how.

WHO
Aspek who yang pertama adalah dengan mengetahui siapa burung kita. Dalam hal ini kita harus benar-benar paham siapa sebenarnya burung kita itu. Pertanyaannya adalah, apakah burung kita itu sudah benar-benar siap bertarung dengan burung lain, atau bagaimana pengalamannya selama ini jika dipertemukan (di trek – red) dengan burung lain. Jika kita sudah mengetahui dan yakin maka bolehlah kita melakukan beberapa persiapan untuk lomba.

Salah satu syarat utama burung itu bisa ikut dalam lomba adalah kesiapan burung, terutama dari segi kesehatan fisik, artinya kondisi burung harus fit, sehat 100 persen. Ini ditandai dengan bulu berwarna cerah dan mengkilat tidak kusam. Bulu juga harus yang sudah cukup tua, jika burung baru selesai mabung (ganti bulu) tunggu sampai bulu tumbuh dengan optimal (kira-kira 2 bulan setelah mabung).

Aspek who yang kedua adalah dengan mengetahui dan mengenal siapa lawan kita. Apa saja kekuatan mereka.

WHY
Kita perlu menanyakan kepada diri kita sendiri, kenapa kita ingin mengikuti lomba, apa tujuan kita, apakah kita ingin menggapai predikat juara, atau hanya sekedar sight seeing melihat-lihat dan mengukur kemampuan lawan. Jika hal kedua yang ingin kita tuju, yakni hanya sebagai ajang uji coba buat gacoan kita, maka sebaiknya tahapan latber terlebih dahulu yang harus kita ikuti, jika sudah cukup teruji dalam event latber maka bolehlah kita mencoba di ajang yang lebih tinggi dan ketat persaingannya yang tentunya dengan diimbangi peningkatan kekuatan senjata andalan gacoan kita agar tidak mengecewakan nantinya.

WHAT
Setelah mengenal siapa kita dan calon lawan-lawan kita, serta mengapa kita mengikuti suatu event lomba, maka yang perlu diperhatikan adalah, jenis seperti apakah lomba yang akan kita hadapi ini. Apakah skala regional, atau bahkan nasional, atau mungkin dengan skala yang lebih kecil lagi, kesemuanya itu perlu kita ketahui untuk mengenal dan mengukur kemampuan diri dan calon lawan. Selain untuk mengetahui calon lawan, juga untuk memprediksi bagaimana kelak lomba dan proses penilaian akan berjalan, karena tidak jarang event lomba menghadirkan juri yang kurang bisa menjunjung obyektifitas, namun banyak juga juri yang tidak akan silau oleh penampilan fisik. Event besar biasanya lebih fair dalam hal penilaian, namun bukan berarti event kecil tidak demikian. Intinya adalah dalam setiap event sangat diperlukan kesiapan fisik dan mental serta kewaspadaan kita dan tidak lupa rasa sportifitas dalam berlomba.

WHERE
Dalam aspek where ini perlu diketahui mengenai lokasi lomba, di manakah lomba yang akan kita ikuti ini akan dilaksanakan. Kita harus bisa memperhitungkan waktu tempuh dari rumah menuju lokasi lomba, jika dirasa perjalanannya sangat memakan waktu, misalnya lebih dari 2 jam perjalan, maka ada baiknya kita datang ke kota tempat lomba akan diselenggarakan satu hari lebih awal, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kondisi burung yang akan dilombakan agar tidak kelelahan.

Selain itu kita juga harus memahami karakteristik tempat lomba. Hal ini sangat penting karena jika kita tidak mengenal “medan peperangan” tempat kita akan “bertempur” maka pihak lawanlah yang akan mendapatkan keuntungan. Dengan mengetahui karakteristik tempat lomba, maka kita bisa mempersiapkan burung kita dengan lebih baik lagi.

WHEN
Pertanyaan selanjutnya adalah kapan lomba itu akan dilaksanakan. Maksud dari pertanyaan ini adalah kita harus memperhatikan kondisi cuaca pada saat lomba. Jika kita mengetahui kapan lomba akan dilaksanakan, maka kita perlu melakukan beberapa antisipasi agar tidak mengganggu “kerja” gacoan kita. Misalkan lomba akan dilaksanakan pada saat musim angin kencang, maka kita perlu memikirkan bagaimana agar sangkar tidak mempengaruhi sang gacoan yang sedang berlomba. Kita barangkali bisa mengantisipasinya dengan menggunakan sangkar yang berat atau diberi pemberat pada bagian bawahnya, agar sangkar tidak berayun terlalu kencang. Kemudian sangkar dibuat sedemikian rupa agar kotoran maupun daun-daun kering tidak masuk kedalam sangkar sehingga tidak menjadi barang mainan burung kita yang justru akan mengganggu. Selain itu yakinkan bahwa alas kotoran burung dilepas sehingga tidak akan menimbulkan masalah.

HOW
Setelah 5W kita kuasai, maka aspek yang terakhir adalah bagaimana kita mempersiapkan burung kita untuk mengikuti lomba, yakni mulai dari bagaimana mengatur pola makannya sampai bagaimana kita bersikap pada saat lomba.

Untuk pola makan ada beberapa perlakuan menjelang lomba, meskipun hal ini belum tentu dapat diterapkan kepada semua jenis burung, namun paling tidak bisa menjadi gambaran bagaimana seharusnya perlakuan terhadap burung yang akan diikutsertakan dalam perlombaan.

Salah satu contoh perlakuan Kacer sebelum lomba adalah sbb :
1. Menjelang lomba sebaiknya Kacer tidak dipertemukan secara langsung dengan burung yang mempunyai sifat bertarung seperti Murai Batu dan Tledekan, karena biasanya Kacer akan terpancing untuk bertarung mengeluarkan kemampuannya bernyanyi. Hal ini tidak menguntungkan, karena dikhawatirkan Kacer akan kehilangan tenaga saat turun lomba.
2. Setelah dimandikan, baik pagi maupun sore, Kacer dimasukkan ke dalam sangkar umbaran, yakni sangkar besar, biasanya berukuran panjang 100 – 120 cm. Kegunaan dari sangkar umbaran ini adalah untuk melatih stamina dan pernafasan si Kacer, agar bisa tampil prima saat lomba. Namun perlu diingat bahwa hanya Kacer yang benar-benar sehat saja yang boleh diumbar, jika tidak maka hasil yang diperoleh justru akan sebaliknya.
3. Lakukan penjemuran yang cukup, tapi tetap harus diperhatikan kondisi burung, jangan sampai terlalu lama yang justru akan berakibat pada turunnya kesehatan Kacer. Pada dua hari menjelang lomba, penjemuran hanya dilakukan sebentar saja, selebihnya Kacer digantang, diangin-anginkan ditempat teduh sebentar dan dikerodong. Hal tersebut dimaksudkan agar stamina dan kesehatan Kacer bisa dijaga sampai saat lomba.
4. Penambahan EF pada satu minggu menjelang lomba, dengan aturan sbb. :
a. Senin : Jangkrik pagi 5 ekor, sore 5 ekor
b. Selasa : Jangkrik pagi 6 ekor, sore 6 ekor
c. Rabu : Jangkrik pagi 7 ekor, sore 7 ekor dan ulat hongkong 3 ekor
d. Kamis : Jangkrik pagi 8 ekor, sore 8 ekor dan ulat hongkong 3 ekor. Pindahkan ke sangkar khusus lomba
e. Jumat dan Sabtu : Jangkrik pagi 8 ekor, sore 8 ekor dan ulat hongkong 3 ekor
f. Minggu (hari perlombaan) : Jangkrik pagi 5 ekor, sore 5 ekor dan ulat hongkong 3 ekor. Pemberian EF kembali ke settingan awal dimaksudkan untuk menghindari sang Kacer terlalu birahi sehingga bisa menghindari Kacer hanya lompat sana sini saat lomba atau pun hanya diam saja (mbagong).

Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat lomba yakni :
1. Jangan tinggalkan makanan dalam sangkar kecuali air untuk minum.
2. Jangan berteriak saat lomba sedang berlangsung
3. Jangan tinggalkan burung di arena lomba tanpa pengawasan
4. Jangan gantang sangkar di sembarang tempat dan waspadai serangga pengganggu seperti semut.

Jika Kacer anda baru pertama kali mengikuti lomba/latber, ada baiknya sebelum turun arena, sang Kacer anda latih tanding/ditrek/diuntul dengan Kacer yang kemampuannya anda yakin ada di bawahnya, hal ini dimaksudkan untuk memancing naluri tandingnya/birahi agar mau mengadu kemampuan suaranya. Pada saat turun di tempat lomba sebaiknya Kacer anda jangan langsung digantang dekat arena, tapi gantang dulu di tempat yang agak jauh dan masih dikerodong namun jangan lupakan pengawasannya.

Kacer Mbagong/Stress
Kacer yang diikutkan lomba kadang-kadang performanya tidak sesuai dengan keinginan kita atau bahkan macet tidak mau mengeluarkan suara sama sekali, hal yang lebih buruk lagi bisa terjadi seperti Kacer Mbagong/Mbedesi/Nguda Laut atau stress. Mbagong ini adalah kondisi Kacer yang macet tidak mau bunyi ditandai dengan perilaku Kacer yang hanya diam saja dan bentuk tubuhnya akan berbentuk mirip bola atau kuda laut. Penyebabnya bisa karena belum terbiasa mengikuti ajang lomba atau karena tenaga/powernya yang kurang. Untuk menangani Kacer yang mbagong ini agak sulit karena treatment yang dilakukan belum tentu bisa diterapkan pada Kacer yang lainnya. Perlu adanya semacam riset atau percobaan perawatan dan analisa serta pengamatan yang intensif. Misalnya dengan pengurangan porsi EF dan proses mandi serta jemur yang teratur. Bahkan ada pemilik Kacer yang memandikan Kacernya pada malam hari. Mbagong ini juga bisa diatasi dengan seringnya membawa Kacer kita ke arena latber, dengan maksud agar sang burung terbiasa dengan kondisi lomba.

Penanganan Kacer stress juga bisa dilakukan dengan mandi pasir. Yakni Kacer dibiarkan berkipu, mandi pasir seperti sering kita lihat pada ayam dan burung dara. Pasir bagi Kacer berguna untuk menurunkan tingkat suhu tubuhnya, dan jika butiran pasir itu dimakan oleh sang Kacer, maka hal tersebut dapat membantu proses pencernaan. Ada trik yang biasa digunakan agar Kacer mau mandi pasir, yakni dengan tidak memandikannya selama beberapa hari, atau kita coba letakkan beberapa ekor jangkrik atau ulat kandang (bukan ulat hongkong) di pasir, diharapkan dengan adanya EF di pasir sang Kacer mau turun untuk mandi pasir. Perlu diwaspadai jangan sampai sangkar Kacer terbalik. Lakukan hal ini dua atau tiga hari sekali.
Cara lain adalah dengan melakukan perawatan sbb. :
1. Mandikan Kacer lalu berikan jangkrik lima ekor, kemudian jemur kira-kira sampai jam 11.00 tanpa diberikan makanan dan air minum. Hal ini dilakukan sekaligus untuk menambah ketebalan suara.
2. Setelah dijemur, gantang ditempat teduh dan diangin-anginkan, setelah agak lama masukkan voer, biarkan dia makan, air minum jangan diberikan dulu. Hal ini dimaksudkan agar lendir terbawa masuk saat dia makan.
3. Lima belas menit kemudian masukkan air madu kira-kira sebanyak setengah tempat minumnya. Biarkan sampai habis, baru kemudian ganti dengan air biasa.
4. Sore hari kembali dimandikan, lalu beri lima ekor jangkrik kemudian dikerodong agar Kacer bisa istirahat.
5. Berikan kroto kira-kira satu sendok teh dan diberikan setiap empat hari sekali.

Lakukan hal tersebut di atas setiap hari selama kurang lebih satu sampai dua minggu sambil diamati perkembangannya.

SUMBER: burug.multiply.com

Brosur-pengeboran

Oleh: Bareph Yadie Kasalo | 4 Juli 2010

SPANISH TIMBRADO CANARY


Lazada Indonesia

SPANISH TIMBRADO CANARY
(JILID KE-1)
oleh: Kian Sing

1. NYANYIAN FLOREADO

‘Floreado’ dalam bahasa Spanyol adalah sebagai panggilan sebuah variasi lagu Timbrado yang dinamakan ‘floreo’. Floreo dapat diterjemahkan sebagai ‘flourish’ dan dalam bahasa Spanyol dan Inggris kata ini diadaptasi dari bahasa Latin, yakni ‘flos’ (flower) yang dapat diartikan sebagai perhiasan musikal. Floreo adalah variasi lagu utama Timbrado, nilainya tertinggi sampai 54 poin dan dapat dibentuk dari huruf vokal atau konsonan apapun, jadi dapat dikatakan variasi ini tidak harus menyanyikan lagu tertentu atau dalam kata lain bebas. Hal ini sangatlah penting bagi Spanish Timbrado yang membedakan burung ini dari Belgian Waterslager dan German Hartz Roller yang harus menyanyikan variasi lagu tertentu, dan kebebasan untuk bernyanyi dengan variasi yang beraneka ragam ini tetap diterima sejauh lagunya dinyanyikan dengan baik dan dengan karakterisitik suara yang khas dari Timbrado, metal dan jernih.

Akhir-akhir ini kata baru, floreado, menjadi sangat popular di Spanyol. Pecinta burung ini mengatakan bahwa Timbrado adalah bertipe ‘discontinuous’ karena burung ini biasanya bernyanyi tidak hanya variasi ‘fluorish’ tetapi juga standar variasi ‘discontinuous’ yang lain, seperti: ‘cluck’, ‘bell’, ‘variasi conjoined’ dan ‘slow water’. Variasi ‘semi continuous’, yakni: ‘jingle bell’, ‘watery bell’ dan ‘semi bound water’ juga diperbolehkan tetapi tidak menjadi variasi yang utama dalam nyanyiannya. Pada kenyataannya, nyanyiannya hanya ‘timbre’ dan ‘roll’, yang dinamakan variasi ‘continuous’.

Ada beberapa alasan untuk membenarkan adanya variasi lagu yang dilarang. Tanpa memperdulikan selera setiap hobiis, lagu ‘discontinuous’ sudah terbawa dari kenari liar, jadi hal ini adalah alasan logis yang harus disadari. Namun yang lebih penting daripada karakter yang khas dari setiap jenis: seperti Waterslager dengan lagu seperti air dan German Hartz Roller dengan lagu roll, lagu ‘discontinuous’ adalah fitur terkuat dari Timbrado dan untuk mendapatkan irama yang lamban dengan kualitas tinggi, tidak ada jalan lain selain membuang variasi ‘timbre’ dan ‘roll’. Hal ini, kenyataannya, poin awal yang logis dari lagu ‘floreado’ yang sudah dipraktekkan berabad-abad telah membuktikan tidak hanya untuk menjadi benar tetapi juga mengarahkan burung dengan alasan yang tidak terduga: seperti lagu ‘continuous’ dihapus dan kita memfokuskan kerja kita di irama yang lamban, nyanyian burung akan bertambah kompleks, membuat ‘polysyllabic fluourishes’ atau kombinasi beberapa variasi (‘cluck+flourish’, ‘water+cluck, …) yang dinyanyikan dalam satu suku kata, dimana hal ini disebut Timbrado ‘conjoined variations’.

Terakhir ada sebuah fitur signifikan lain di lagu floreado yang membuat unik dan ini diajarkan kepada anakan jantan muda. Hampir di semua anakan yan dalam taraf pemasteran, mereka belajar lagu ayahnya atau burung jantan lainnya dan hasil pemasteran yang sangat mempengaruhi adalah: warisan genetika burung, keahlian mempelajari dan corak lagu master. Anakan floreado tidak dididik dengan cara demikian, para peternak mencoba untuk mendidik secara eksklusif dengan potensi burung dari dalam yang hasilnya serupa dengan lagu secara genetic. Dalam kata lain, tanpa pengaruh besar dari master, setiap anakan akan bernyanyi seperti apa yang dia maui secara genetika.

2. SEJARAH KENARI SPANISH TIMBRADO

Semuanya berawal sekitar tahun 1400 ketika orang Spanyol datang ke Kepulauan Kenari dan dengan cepat mengatasi penduduk lokal yang disebut Guanche. Orang-orang Spanyol menyadari bahwa penduduk Guanche memelihara burung di dalam sangkar kecil tradisional yang berbahan kayu, burung tersebut sangat mirip dengan European Serin tetapi mempunyai nyanyian yang lebih baik. Secara nyata, nyanyian adalah satu alasan yang utama bagi Spanyol untuk memelihara burung kenari liar (Serinus Canaria) tersebut dan untuk berabad-abad seleksi variasi lagu menjadi tujuan setiap peternak. Bagaimana kenari domestik pertama bernyanyi? Untuk yakinnya nyanyiannya hampir sama dengan kenari liar dan, akhirnya, kita mempunyai sebuah buku yang sangat berharga yang ditulis pada tahun 1604 oleh praktisi Spanyol, Juan Bautista Xamarro yang berjudul “Pengetahuan tentang Sepuluh Burung Kecil dan Nyanyiannya”, yang menulis hal tersebut. Berbicara tentang nyanyian kenari, Xamarro berkata, “Hampir semua variasi lagu dari burung tersebut mirip dengan Nightingale dan sisanya menyerupai Linnet…”. Jika kita mengerti bagaimana nyanyian burung Nightingale dan Linnet, kita akan menyadari bahwa Xamarro mungkin akan berkata tentang Timbrado dari bagian lagu ‘discontinous line’ (akan diterangkan di bawah) atau floreado. Dan pengetahuan Xamarro tentang burung adalah akurat, mungkin semua orang akan terkejut membaca keterangannya tentang nyanyian linnet atau goldfinch. Selama yang diketahui para pakar burung, tidak ada orang lain lagi yang menulis soal ini sampai akhir abad ke-19.

Jadi burung kenari pertama yang diternakkan di Spanyol adalah floreado, sangat mungkin terjadi
tidak seluruh burung ini asli kenari liar, juga discontinuos, beberapa variasi lagu dengan variasi ‘continuos’ yang pendek (yang paling banyak adalah ‘timbres’ tetapi juga ‘imperfect rolls’). Tetapi walaupun jenis kenari liar ‘continuous’ ini, lagu yang dinyanyikan berfokus pada ‘flourishes’ dengan perbandingan variasi continuous/discontinuous yang mirip dengan lagu tengah Timbrado ke ‘discontinuous’. Hal ini dapat dipelajari dari tulisan di bawah…

Di abad ini berternak kenari menjadi sangat popular di hampir seluruh negara Eropa dan seiring dengan berkembangnya kelompok kenari warna dan postur. Jenis pertama yang dikenal adalah kenari Saxon yang telah ada sejak abad ke-18 dan mungkin adalah cikal bakal Belgian Waterslager dan German Hartz Roller. Di evolusi terakhir dan hampir mencapai titik puncak, suara kenari sangat rendah dan kaya akan lagu roll (continuous). Kenari Saxon dan German Hartz Roller dengan cepat menyebar ke seluruh belahan dunia dan dikawin-silangkan dengan setiap jenis kenari lokal pada perkembangannya, hal ini menjelaskan mengapa kenari warna dan postur biasanya bernyanyi dengan variasi lagu yang dalam dan dengan banyak variasi roll, seperti nyanyian kenari liar. Di Spanyol terjadi hal yang sama dan leluhur kenari lokal di sana dikawin-silangkan dengan kenari Saxon selama abad ke-19 dan juga dengan German Hartz Roller di awal abad ke-20.

Bagaimanapun juga kita wajib berterima kasih kepada tulisan Antonio Drove Aza, kita mengetahui bahwa pada sekitar tahun 1920 di beberapa daerah di Spanyol mengembang-biakkan kenari yang bervariasi lagu ‘discontinuous’ (floreado). Drove adalah juri German Hartz Roller yang ahli dalam nyanyian burung Nightingale dan peternak floreado jaman dulu, mempopulerkan kenari tersebut dengan nama ‘canarios del pais’ (kenari nasional atau kenari Spanyol). Drove berkata bahwa kenari membawakan lagu ‘water variation’, ‘cluck’, berbagai suara ‘flute’ secara ekstrim dan variasi lain seperti nyanyian burung Nightingale tetapi tanpa roll. Drove berpikir bahwa setiap burung kenari yang bisa membawakan variasi continuous dan terutama variasi roll mempunyai hubungan darah dengan kenari Saxon atau German Hartz Roller. Akhirnya, pada tahun 1962 standar Spanish Timbrado disahkan. Dia juga berpikir bahwa kenari floreado jaman dulu telah musnah selama Perang Saudara di Spanyol di tahun 1936-1939, di waktu itu perang sangat panas hingga menewaskan hampir satu juta orang meninggal dunia…sampai dia menemukan beberapa burung kenari masih hidup pada tahun 1950an di daerah utara Asturias. Sejak itu Drove berkerja sama dengan sekelompok kecil yang terdiri dari peternak menyeleksi kenari penyanyi yang masih murni dan dikawin-silangkan dengan kenari liar yang mempunyai variasi discontinuous.

Pada waktu yang sama dimulailah sebuah proses panjang yang sulit untuk membuat kembali standar Timbrado, sehingga lagu floreado yang ‘baru’ juga ikut menjadi bagiannya dan, akhirnya, pakem 2002 diresmikan dengan menyimpulkan bahwa lagu Timbrado memiliki variasi setengah lamban (disebut discontinous dan semidiscontinous), hal ini membuktikan bahwa nyanyian Timbrado tidak terbatas, lebih baik dan variatif, terutama dengan irama lagu yang dibawakan dalam discontinuous. Pakem akan berubah seiring dengan kemajuan floreado dari waktu ke waktu terutama dengan berkembangnya burung ini ke seluruh belahan dunia dimana saat ini lebih dari 50% dari kenari ini adalah floreado dengan sedikit mempunyai variasi timbre dan roll; classic tidak lebih dari 20% dan menurun secara cepat. Sisanya berada di Eropa dan Amerika Selatan menunjukkan adanya kenaikan para pecinta burung ini yang mencoba menaikkan kualitas flourish dan variasi discontinuous lain dari nyanyian Spanish Timbrado, menyadari bahwa tidak ada jalan lain untuk berbuat seperti itu selain membuang setiap variasi discontinuous.

Nyanyian discontinuous (floreado) bukan hanya fesyen. Hal ini adalah cara asli kenari liar bernyanyi dimana kenari liar yang dipelihara akhirnya punah dan dikawin-silangkan dengan tidak benar. Jadi kita sekarang berusaha untuk membenarkan galur murni tersebut dan menyelidiki dimana hal ini malah membuat kita mendapatkan kesulitan untuk mengetahui. Kenari Timbrado bertambah maju dari tahun ke tahun sehingga dapat dikatakan kita belum menyentuh batas akhir dan jika dapat bertambah maju lagi kemungkinan besar batas akhir itu akan semakin terlihat, namun dengan demikian proses tanpa akhir kelihatannya lebih dimungkinkan karena kreatifitas burung ini benar-banar menakjubkan.

3. STANDAR (PAKEM) KENARI SPANISH TIMBRADO

3.1. PENGETAHUAN UMUM

A. KETERANGAN

Hal pertama yang kita dengar ketika seekor burung meniupkan udara dari paru-parunya melalui pita suara adalah sebuah gabungan dari suara, diproduksi dengan getaran di membrane pita suara yang dengan sempurna disalin dan disuguhkan dalam sebuah lagu dengan variasi lagu dan not yang berbeda, bila diartikan dalam musik kita. Mereka menciptakan sebuah melodi sewaktu bernyanyi, menciptakan musik oleh karena kenyataannya suara tersebut terbuat dari tiga komponen dasar sebuah musik: irama, lagu dan kelarasan. Pada saat yang sama, kita dapat mengenal dan membedakan dengan jelas, dengan kesamaan suara, huruf vokal dan huruf konsonan yang membuat musik atau lagu yang berbeda yang disuarakan kenari sewaktu bernyanyi.

Ini adalah alasan yang kita anggap penting untuk melengkapi pengetahuan dari semua karakteristik yang menyertai suara sebagai bentuk fisik dan musik sebagai rangkaian suara. Komponen itu adalah komponen yang penting dari kenari penyanyi dan pengetahuan serta penggunaannya akan memberi kita pengertian yang lebih baik dalam penjelasan selanjutnya tentang lembar penilaian (score sheet) dan memberi kita pengetahuan yang lebih luas lagi dan membantu kita untuk menerangkan kepada orang lain.

Untuk memulai, ketika kita mendengar nyanyian kenari, kita mendengarkan suara, entah baik atau buruk, sesuai dengan apakah kenari tersebut mempunyai kepandaian bernyanyi dan berirama ataukah kenari tersebut hanya mempunyai lagu yang biasa. Karena hal ini adalah perbedaan pertama yang jelas ketika mendengarkan sebuah suara, ini snagat diperlukan bahwa kita mengetahui apa yang membuat berbeda. Hal ini bukanlah penjelasan yang teoritis tentang apa dasar perbedaan (antara suara dan lagu) karena terkadang lagu terdengar seperti suara yang tidak nikmat dan terkadang suara dapat menjadi sebuah lagu ketika digabung dengan suara yang lain.

B. SUARA

Kita dapat mengatakan bahwa suara adalah sensasi yang dihasilkan dari indera pendengaran dan dihasilkan oleh gerakan vibrasi dari tubuh, yang dikirim melalui media yang elastis seperti udara. Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tubuh hanya memproduksi suara jikalau adanya getaran dan gelombang getaran diproduksi oleh media elastis, hal ini dibuktikan bahwa suara tidak dapat dikirim dalam kondisi hampa udara. Kecepatan penyebaran suara dipengaruhi oleh media itu sendiri. Misalnya, di udara dengan temperature nol derajad, kecepatan suara adalah 331 meter per detik dan bertambah 0,6 meter per detik untuk setiap penambahan 1 derajad. Gelombang suara dikirim melalui udara, diterima oleh gendang telinga dan masuk ke dalam telinga dimana akan diterima syaraf kemudian akan dikirim ke otak yang dengan segera mengenal suara dan memberi informasi apa yang didengar oleh kita. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan nada dari getaran tersebut, keselarasan yang menyertainya, bersama dengan intensitasnya, kita dapat mengenal baik karakteristik dan dari mana suara itu berasal. Pergerakan harmonis yang sederhana dari organ yang bergetar dikirim oleh media elastis yang mengelilinginya, menimbulkan sejumlah penekanan dan pembiasan yang menyebar keluar dari asal suara. Bentuk gangguan pergerakan gelombang longitudal yang mempunyai kecepatan terbatas dan pantulan, penyebaran, perantara dan pemecahan:

1. Pantulan adalah peristiwa akustik yang berhubungan dengan perubahan arah atau gema dari gelombang suara ke arah asalnya.

2. Penyebaran adalah peristiwa akustik yang berhubungan dengan perubahan arah dari gelombang suara dari sebuah media ke media lain.

3. Perantara adalah peristiwa akustik yang berhubungan dengan efek yang diproduksi oleh dua gelombang suara atau lebih.

4. Pemecahan adalah peristiwa akustik dimana gelombang suara membelok ketika mereka melalui sudut rintangan.

Semua fenomena akustik, hasil karakterisik dari media yang menyebarkan gelombang suara, dapat menyebabkan perubahan dari kualitas suara aslinya ketika dikeluarkan di suara aslinya dan menyebabkan karakteristik suara asal seperti hanya distorsi.

C. KUALITAS SUARA

Ada tiga kualitas suara: nada, penekanan dan timbre.

1. Nada adalah kualitas suara yang membuat kita dapat membedakan antara bass dan treble, dan mengandung sejumlah getaran dalam suatu hitungan waktu. Frekuensi yang lebih tinggi menghasilkan suara yang tajam. Bagaimanapun, telinga manusia tidak dapat mendengar suara yang frekuensinya antara 20 sampai 20.000 getaran per detik, atau dalam kata lain hanya 12 oktaf.

2. Intensitas atau penekanan adalah kualitas suara yang membuat kita dapat membedakan suara kuat dan lemah, tergantung amplitudo gelombang suara.

3. Sehubungan dengan ‘timbre’, kita dapat meyakinkan seberapa kualitas suara yang membuat kita dapat membedakan suara yang dihasilkan oleh beberapa instrument. Dalam kata lain, timbre adalah kualitas suara yang membuat kita dapat membedakan nada yang sama tetapi memakai instrument yang berlainan.

Untuk lebih mudahnya:

– Nada tergantung dari frekuensi atau sejumlah getaran per detik dari benda yang menghasilkan suara, membuat kita dapat membedakan antara bass dan treble. Hal ini ditulis dalam hitungan Hertz.

– Intensitas atau kekuatan tergantung dari amplitude gelombang suara. Dalam kata lain, energi yang memproduksi suara tersebut membuat kita dapat membedakan antara bunyi yang keras dan lemah. Hal ini ditulis dalam hitungan Decibel.

– Timbre, kualitas atau warna suara tergantung dengan sejumlah harmoni yang menyertai suara dan membuat kita dapat membedakan antara dua nada.

D. APAKAH MUSIK ITU?

Menurut “Real Academy Dictionary of the Spanish Languge”, musik dapat diartikan sebagai seni menggabungkan beberapa suara, dalam arti lain musik memproduksi kenikmatan kepada pendengarnya juga mempengaruhi perasaan pendengar. Tiga elemen penting dalam musik adalah irama, melodi dan harmoni.

E. KUALITAS MUSIK

Kualitas musik:

1. Irama. Penting bagi kita untuk mengingat bahwa musik dibuat oleh lebih dari satu suara. Dalam hubungan dengan elemen penting dari musik, jenis dan proporsi yang dimainkan dengan ritme mempengaruhi irama musik. Irama keluar dari perasaan seseorang sehubungan dengan apa yang dia rasakan. Sebagai contoh: di tari-tarian, irama mengatur gerakan. Irama telah ada, baik di band dan suku yang masih biadab, sebelum musik sendiri lahir.

Dalam hubungannya dengan poin nomor dua dibawah adalah seseorang menyadari adanya kesatuan antara harmoni dan melodi. Hal ini dapat diartikan bahwa irama adalah pertama, melodi menjadi nomor dua dan harmoni datang setelah melodi sebagai hasil dari semuanya. Alasannya, irama adalah dasar dari durasi suara dan hal ini dapat disebut ‘kompas’ dari musik. Bagaimanapun juga, kita tidak boleh menjadi bingung oleh kata kompas dan irama karena beberapa irama dapat dibuat oleh satu atau beberapa kompas. ‘Kompas’ adalah sejumlah not yang dimainkan oleh seorang composer sesuai dengan keinginan atau perasaannya.

2. Melodi adalah elemen musik yang terdiri dari pergantian berbagai suara yang menjadi satu kesatuan, di antaranya adalah satu kesatuan suara dengan penekanan yang berbeda, intonasi dan durasi yang hal ini akan menciptakan sebuah musik yang enak didengar.

3. Harmoni adalah elemen musik yang terdiri dari suara yang terus menerus mengalun dan suara yang tidak sama. Di melodi, suara datang satu per satu dan di harmoni, suara datang bersama-sama. Hal inilah perbedaan yang mendasar antara melodi dan harmoni. Dalam hal di burung kenari, ketika seekor kenari bernyanyi dia menciptakan melodi, tetapi ketika sekelompok kenari bernyanyi bersama-sama, seluruh burung menciptakan harmoni.

F. BERNYANYI

Di tulisan di atas telah ditulis kata bernyanyi, bernyanyi secara sederhana dapat diartikan sebagai peristiwa dimana seseorang atau sesuatu mengeluarkan suara yang teratur.

G. MODULASI

Konsep umum musik tentang modulasi dapat diartikan sebagai berbagai variasi melodi yang diciptakan selama menyanyikan sebuah lagu, termasuk di dalamnya adalah pergantian not dan penekanan suara dari penyanyi. Penekanan modulasi terjadi ketika volume penyanyi berubah naik dan turun dengan pergantian yang periodik dari satu not ke not lainnya. Modulasi di not terjadi ketika, selama lagu dinyanyikan, irama yang dibuat untuk sensasi pendengar dengan mengganti huruf vocal, terkadang dari bass (o, u) ke treble (a, e, i), atau sebaliknya dan dibawakan secara periodik.

H. WARNA MUSIKAL

Kita dapat mengatakan bahwa warna musical tergantung dari perbedaan penekanan yang diberikan kepada suara dan biasanya dinamai, biasanya dalam bahasa Italia, dari pianissimo sampai fortissimo dan dibawakan dengan berbagai kecepatan seperti crescendo dan lain sebagainya.

I. KESELERASAN

Ketika kita mendengarkan suara, kita pasti berpikir suara yang kita dengarkan adalah sebenarnya campuran dari berbagai suara. Not yang kita dengarkan adalah sesuatu yang mendominasi, tetapi pada saat yang sama, sangat medominasi, kadang lembut, terkadang hampir tidak terdengar, suara yang tercampur dengan sempurna dengan not dasar yang dikarenakan suara tersebut mempunyai sebuah hubungan yang baik dalam frekuensi gelombang suara. Hal ini disebut keselarasan dan memberikan keindahan bagi lagu yang dinyanyikan dan membuat menarik si pendengar. Dapat dikatakan bahwa telinga manusia disiapkan dengan baik untuk mendengar suara tersebut karena mempunyai sensitifitas terhadap musik.

J. NYANYIAN KENARI

Lagu kenari menggambarkan sebuah bentuk komunikasi secara gelombang suara yang menyatakan hak atas teritorial dan untuk artian seksual sebagai fungsi utama. Teritorial adalah lagu ketika kenari, dengan teman sejenisnya, menandai dan mengidentifikasi kepada hewan lainnya bahwa daerah ini adalah miliknya; dan lagu seksualnya dipakai untuk menarik dan menaklukkan betina.

Bentuk nyanyian tergantung dari apa yang terjadi pada hormon jantan yaitu testosteron. Evolusi nyanyian secara rinci berhubungan dengan pertambahan kadar hormon di darah kenari. Hal ini dibuktikan di beberapa daerah di otak yang mengendalikan nyanyian, terutama di High Vocal Center, yang ukurannya akan membesar atau mengecil tergantung pada kadar testosteron di darah.

Informasi nyanyian dikirim dari High Vocal Center ke Robust Nucleus di Archistriatum dan dari sini ke Hypoglossal Nuclei yang mempengaruhi otot pada pita suara, yakni organ yang memproduksi suara pada burung.

K. BAGAIMANA KENARI BERNYANYI

Ketika udara yang disimpan di paru-paru dikeluarkan akan melalui pita suara yang terletak di dekat batang tenggorokan, mengakibatkan getaran atau vibrasi pada membran organ ini. Organ yang bergetar ini disebut, pada burung, membran tympaniforms. Dalam proses memproduksi suara, yang berperan penting adalah otot sternum-tracheal (sterno-trachealis) dan sekelompok dari lima atau tujuh pasang otot kecil di dalamnya yang dapat memanjang dan berkontraksi dengan pita suara, mampu membuat berbagai macam frekuensi atau nada suara.

Pita suara memproduksi suara dasar tetapi untuk mengerti hasil akhir apa yang kita dengar, kita harus mengetahui bahwa rongga mulut (lidah dan paruh) berpengaruh karena organ ini adalah berperan sebagai artikulasi akhir sewaktu suara tersebut diproduksi.

Kita mengetahui bahwa nyanyian kenari adalah benar-benar komplek dan seluruh organ memegang peran penting dalam proses produksi suara. Beberapa penelitian mencatat adanya dua tipe artikulasi suara pada kenari: suara tekak (dominan di irama lagu yang terus menerus [‘continuous’]) dan lidah. Hal ini menjawab mengapa kenari dapat bernyanyi beraneka ragam variasi.

L. MENIRUKAN SUARA LAIN

Konsep ini berarti pembentukan kata dengan menirukan suara lain. Saat berbicara tentang lagu kenari kita menggunakan istilah menirukan suara lain untuk mempersamakan suara nyanyian kenari dengan huruf vokal dan konsonan dari alfabet manusia agar untuk mempermudah pengartian suara.

M. SUKU KATA

Dalam hal ini setelah peniruan suara lain disampaikan dengan suara dengan huruf vokal dan konsonan, kita menyesuaikan konsep ini ke dalam tatabahasa sebagai ‘artikulasi suara yang disusun sebagai sebuah cara bernyanyi’. Selanjutnya kita dapat mengatakan bahwa kenari bernyanyi dengan suku kata, sebagai contoh: ‘ri’, ‘ro’, ‘ bu’, ‘un’, ‘ti’, ‘long’, ‘clak’, ‘tu’, ‘glu’, ‘glui’, ‘fiu’, dan lain-lain.

N. DIFTONG

Seperti hal yang terlutlis di atas yang menggunakan suku kata, sekarang setelah kita mengetahui bahwa menirukan suara lain yang diterjemahkan oleh kenari menjadi huruf vokal, kita dapat mendefinisikan pernyataan ini sebagai “dua huruf hidup berurutan yang menjadi satu suku kata”. Sebagai contoh diftong yang dinyanyikan kenari: ‘tui’ dan ‘glui’, ‘ui’ adalah suku kata dari ‘tui’ dan ‘ui’ adalah suku kata ‘glui’, dan seterusnya.

O. TRIFTONG

Pengertiannya sama seperti diftong tetapi dalam hal ini suku kata terdiri dari 3 huruf vokal. Sebagai contoh dalam lagu kenari adalah sebagai berikut: ‘oui’ adalah suku kata ‘bloui’ dan ‘iau’ adalah suku kata dari ‘piau’

P. NADA

Dalam hal ini, kita mempersamakan konsep ini seperti konsep kata dalam tatabahasa, atau dengan kata lain, nada ditulis dengan menggabungkan suku kata yang tertuklis dalam standar atau pakem lagu yang dalam hal ini tertulis dalam Song Codes.

Hal yang sama terlihat ketika kata tertulis dalam satu atau beberapa suku kata, kita mengklasifikasikan nada tersebut sebagai suku kata tunggal jika variasi lagu terbentuk dari satu suku kata dan suku kata jamak jika variasi lagu terbentuk dari beberapa suku kata.

Sebagai contoh suku kata tunggal: ‘ri’, ‘re’, ‘ro’, ‘ru’, ‘bu’, ‘un’, ‘clak’, ‘clok’, ‘lu’, ‘fui’, ‘piau’, dan lain sebagainya.

Sebagai contoh suku kata jamak: ‘tu-li’, ‘to-li’, ‘ti-ling’, ‘pi-yo’, ‘ti-ro-ri’, dan lain sebagainya.

Q. RANGKAIAN VARIASI LAGU

Kita akan mendefinisikan rangkaian variasi sebagai sebuah rangkaian dari variasi-variasi lagu yang dinyanyikan oleh kenari, berhubungan satu dengan yang lain, yang menggunakan suku kata dan karakteristik irama seperti apa yang dicantumkan dalam standar atau pakem.

Variasi, sesuai dengan nada yang membentuknya, akan diklasifikasikan menjadi dua yakni:
– Variasi yang dapat dibentuk dengan huruf vokal dan konsonan, seperti konsonan ‘L’ dan ‘N’ dan vokal ‘E’ di variasi ‘jingle bell’ (lenlenlen…), atau konsonan ‘C’, ‘L’, ‘K’ di dalam variasi ‘castanet’ (clakclakclak…), dan lain sebagainya.
– Variasi yang tidak dapat dibentuk dengan alfabet. Kita akan mengetahui hal ini dalam contoh lagu ‘flourish’, ‘slow flourish’ dan di variasi ‘conjoined’.

R. CARA BERNYANYI

Di Spanish Timbrado, cara bernyanyi adalah kualitas suara yang dinyanyikan oleh kenari yang membuat kita dapat mengerti dan pengucapan variasi yang diadapso dari burung/barang lain sesuai dengan peraturan dalam standar lagu. Kita dapat mengatakan bahwa cara bernyanyinya jelas bila suara yang dikeluarkan dapat membuat kita mampu memahami dengan jelas, demikian pula sebaliknya.

S. LAGU

Lagu adalah rangkaian variasi lagu dalam sebuah periode waktu.

T. REPERTOIR

Repertoir adalah beberapa variasi lagu yang dapat dinyanyikan seekor kenari.

U. STROPHE

Strophe adalah seperti seloka atau sajak atau dapat dikatakan sebagai lagu yang terdiri dari 3 atau 4 baris yang dinyanyikan oleh kenari yang terdiri dari berbagai variasi.

V. TRILL

Hal ini adalah rangkaian berturut-turut dari variasi yang berbeda dalam satuan waktu tertentu yang dibawakan dengan cepat.

W. VARIASI YANG TERATUR

– Naik: variasi lagu yang penekanan suaranya dari volume kecil ke volume yang lebih besar.
– Turun: variasi lagu yang penekanan suaranya dari volume besar ke volume yang lebih kecil.
– Berombak: variasi lagu kombinasi antara naik dan turun.
– Horisontal atau Flat: variasi lagu yang dinyanyikan dengan penekanan yang sama.

X. SUARA AIR

Dalam hal ini, suara dinyanyikan oleh kenari yang menirukan suara alunan air atau seperti suara jatuhnya air dari ketinggian tertentu, yang biasanya disebut sebagai air atau variasi ‘watery’. Sewaktu menirukan suara ini, kita membayangkan jatuhnya air atau dapat ditulis dengan konsonan ‘GL’ atau ‘BL’ (atau dalam bahasa lain ditulis ‘WL’) dengan huruf vokal ‘E’, ‘O’ dan ‘U’ serta dengan berbagai diftong dan triftong, sesuai dengan ritme suara, apakah ‘slow waters’ atau ‘semi-ligate waters’.

Y. SUARA YANG KASAR

Nyanyian kenari yang dengan nada tidak merdu bila dinyanyikan kenari, dengan persepsi, konsonan ‘R’ di belakang huruf vokal, akan membuat lagu menjadi kasar dan mengurangi kelembutan irama. Jika ketidak-seimbangan dengan memakai konsonan ‘R’ sangat terlihat kita akan mempunyai konsep yang lain yang disebut ‘Screechy or Scratchy’ yang akan diterangkan kemudian.

kenarimania.multiply.com

Oleh: Bareph Yadie Kasalo | 3 Juli 2010

BURUNG CUCAK HIJAU / BURUNG CUCAK IJO / MURAI DAUN


Tips Dan Panduan


Pemilihan Bakalan (Bahan), Perawatan Harian, Perawatan Pra Lomba, Perawatan Pasca Lomba dan Perawatan Mabung untuk Burung Cucak Hijau / Burung Cucak Ijo

Burung Cucak Hijau / Burung Cucak Ijo adalah salah satu burung yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bintangnya semakin gemilang, terbukti di lomba-lomba burung berkicau di beberapa daerah, kelas yang dibuka untuk burung ini selalu penuh. Bahkan sudah sangat banyak transfer gacoan Cucak Hijau dengan nilai sangat fantastis.

KARAKTER DASAR BURUNG CUCAK HIJAU

  1. Semi fighter. Burung ini bukanlah burung petarung murni, daya tarung yang ada pada burung ini cenderung akibat tingkat birahi pada level tertentu yang akan membuat burung ini menjaga daerah teritorialnya.
  2. Takut gelap. Burung Cucak Hijau tidak suka gelap dan gampang panik apabila berada pada lingkungan atau suasana yang gelap. Hindari menempatkan burung ini pada tempat yang gelap, apalagi membawanya pada malam hari. Karena akan mengakibatkan burung ini akan panik, nabrak ruji kurungan, bulunya rontok dan dapat menjadi stress.
  3. Sangat cerdas, gampang menirukan tapi sangat gampang lupa. Dalam kondisi normal, burung ini dapat merekam suara isian yang ada disekitarnya dengan sangat cepat. Sangat mudah di master, tetapi apabila dalam kurun waktu tertentu tidak mendengar suara-suara master yang sudah ada, maka dengan gampang hilang dari memorinya.
  4. Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.

PEMILIHAN BAHAN BURUNG CUCAK HIJAU YANG BAIK

(CIRI-CIRI BURUNG CUCAK HIJAU YANG BAIK DARI KATURANGGAN)

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Cucak Hijau.

  • Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Cucak Hijau kelamin jantan dapat dilihat dari  postur tubuh yang panjang serasi, ekor lebih panjang, tulang belakang dan supit kecil  rapat, warna bulu lebih tegas, paruh berwarna gelap, warna bulu di bagian bawah leher berwarna hitam dan membentuk topeng pada wajahnya, mata besar melotot, bentuk kepala lebih besar dan bergerak lincah.
  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut  sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
  • Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
  • Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.

MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG CUCAK HIJAU

  • Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak Hijau. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
  • Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
  • EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.

PERAWATAN DAN STELAN HARIAN BURUNG CUCAK HIJAU

Perawatan harian untuk burung Cucak Hijau relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.

Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cucak Hijau:

  1. Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
  2. Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar.
  3. Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
  4. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
  5. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
  6. Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
  7. Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
  8. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
  9. Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.

PENTING

  • Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
  • Buah Segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum’at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
  • Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
  • Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
  • Berikan buah pisang yang yang telah diolesi Madu setiap hari Sabtu.

PENANGANAN APABILA BURUNG CUCAK HIJAU OVER BIRAHI

  • Pangkas porsi Jangkrik menjadi 1 pagi dan 1 sore
  • Bisa diberikan 2 ekor Ulat Bambu dalam 3 hari berturut-turut
  • Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
  • Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja

PENANGANAN APABILA BURUNG CUCAK HIJAU KONDISINYA DROP

  • Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
  • Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu
  • Mandi dibuat 2 hari sekali saja
  • Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Cucak Hijau lain dahulu
  • Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CUCAK HIJAU UNTUK LOMBA

Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cucak Hijau:

  1. H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 10 ekor pagi dan 6 ekor sore.
  2. H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
  3. 1 Jam sebelum digantang lomba, berikan Jangkrik 3 ekor dan Ulat Hongkong 10-20 ekor.
  4. Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.

PENTING

  • Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
  • Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CUCAK HIJAU PASCA LOMBA

Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Cucak Hijau:

  1. Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
  2. Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
  3. Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CUCAK HIJAU MABUNG

Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.

Berikut ini Pola Perawatan masa mabung:

  1. Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
  2. Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari.
  3. Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan  untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.
  4. Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
  5. Perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Disamping itu buah Pepaya banyak mengandung banyak vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.
  6. Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.

SUARA MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG CUCAK HIJAU / CUCAK IJO

Irama lagu yang dimiliki burung memegang peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba burung berkicau. Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).

Memilih suara-suara master untuk burung andalan kita janganlah terfokus hanya memilih suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.

Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses pemasteran burung berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya dilapangan. Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di master dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master tersebut. Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung.
Sebenarnya; Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau dalam keadaan mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran. Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung.

Alasannya karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.

Kunci keberhasilan dalam memaster burung (pemasteran burung berkicau) adalah memaster burung dengan suara-suara master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).

sumber: http://www.smartmastering.com

Brosur-pengeboran

Oleh: Bareph Yadie Kasalo | 26 Juni 2010

LOVEBIRD – LOVE BIRD


Umum

Awalnya, burung lovebird dipelihara orang terutama karena keindahan warna bulunya. Namun seiring dengan perkembangan waktu dan trend lomba suara burung, maka lovebird dipelihara untuk memunculkan suara-suara khas lovebird yang panjang.

Selain sebagai burung petarung di arena kicauan, lovebird juga sangat populer sebagai burung pemaster burung lain.

Jenis-jenis lovebird dan penyebarannya

1. Lovebird kepala abu-abu / lovebird madagaskar (Agapornis cana)

Ukuran tubuh panjang 14 cm, berat 25-28 gram.

Burung lovebird madagaskar jantan: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau, hijau terang pada tunggirnya dan lebih kekuningan di bagian bawahnya; kepala, leher dan   dada berwarna abu-abu;   di bawah sayap berwarna hitam; bulu ekor berwarna hijau; paruh berwarna abu-abu muda; iris berwarna cokelat tua; kaki abu-abu.

Lovebird madagascar (sumber foto parrotparrot.com)

Burung lovebird madagaskar betina: Bulu kepala, leher, dada, di bawah sayap berwarna hijau.

Burung lovebird madagaskar muda: Bulu berwarna seperti dewasa, tetapi bulu burung jantan berwarna kehijauan pada tengkuknya (beberapa jantan memiliki bulu kepala dan dada berwarna hijau); paruh berwarna kuning dan terdapat bercak   hitam pada pangkal paruh bagian atas.

Anak jenis:   A.c cana dan A.c ablectanea

Penyebaran lovebird madagaskar: Madagaskar

Burung lovebird madagaskar merupakan jenis burung lovebird yang langka dan bukan merupakan jenis yang benyak ditangkarkan. Lovebird jantan dan betina dapat dengan mudah dibedakan dfari warna bulunya. Pada lovebird jantan bulu di kepala dan dada berwarna abu-abu pucat, sedangkan pada lovebird betina hampir seluruhnya berwrana hijau muda.

2. Lovebird “muka merah” (Agapornis pullaria)

Agapornis pullaria jantan kri dan betina kanan (africanlovebirdsociety.com)

Ukuran tubuh panjang 15 cm, berat 43   gram.

Burung lovebird muka merah jantan: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau, sedikit lebih kekuning-kuningan di bagian bawahnya; dahi dan muka berwarna merah orange; tunggir berwarna biru terang; bulu di bawah sayap berwarna hitam; ekor berwarna hijau; paruh berwarna merah oranye; iris berwarna cokelat tua; kaki abu-abu.

Burung lovebird warna merah betina: Dahi dan mukanya lebih berwarna oranye dibanding merah, di bawah sayap berwarna hijau.

Burung lovebird warna merah muda: Dahi dan muka berwarna kuning; bulu di bawah sayap berwarna hitam pada jantan dan bewarna hijau pada betina; paruh berwarna coklat kemerahan dan terdapat bercak hitam dekat pangkal paruh bagian atas.

Anak jenis:   A.p. pullaria dan A.p. ugandae

Penyebaran lovebird muka merah: Afrika Tengah dan Afrrika Barat Tengah

Lovebird jenis ini sukar berkembang biak di penangkaran. Burung jantan dan betina dapat dibedakan dari warna bulu di bawah sayap. Bulu burung betina seluruhnya berwarna hijau, sedangkan bulu jantan di bagian bawah berwarna hitam.

3. Lovebird “sayap hitam” /lovebird abisinia (Agapornis taranta).

Ukuran tubuh panjang 15-16,5 cm, berat 55-65 gram.

Burung lovebird abisinia jantan: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau, sedikit lebih kekuning-kuningan di bagian bawahnya; dahi, lorus dan lingkaran mata berwarna merah; bulu terbang berwarna hitam; bulu di bawah sayap berwarna hitam; ekor berwarna hijau; paruh berwarna merah merjan tua; iris berwarna cokelat gelap; kaki abu-abu.

Burung lovebird abisinia betina: Bulu tubuh umumnya berwarna hijau; bulu di bawah sayap berwarna kehijauan atau kadang-kadang berwarna hitam kecoklatan; lingkaranmata berwarna hijau.

Burung lovebird abisinia muda: Bulu berwarna seperti induk betina; paruh berwarna kuning kecoklatan.

Anak jenis:   A.t taranta dan A.t nana

Penyebaran lovebird abisinia: Dataran tinggi Ethiopia

Burung jantan dan betina sangat mudah dibedakan dari warna bulunya. Bulu burung betina seluruhnya berwarna hijau, sedangkan bulu jantan tedapat warna merah di bagian dahi dan lorus serta lingkar matanya. Warna mutasi lovebird madagaskar adalah cinnamon (coklat kekuningan).

4. Lovebird “kerah hitam” (Agapornis swinderniana)

Ukuran tubuh lovebird “kerah hitam”: Panjang 13 cm, berat 39-41 gram.

Burung lovebird “kerah hitam” dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, sedikit lebih pucat di bagian kepala dan tubuh bagian bawah, tunggir dan bagian punggung berwarna biru, bulu di bagian bawah sayap berwarna hijau, bulu ekor berwarna hijau; kerah hitam yang sempit di bagian tengkuknya, seluruh leher di bagian kerah berwarna kuning dan kadang-kadang dengan sedikit warna yang memudar; paruh berwarna hitam keabu-abuan; iris berwarna kuning; kaki berwarna kuning kehijauan sampai hitam.

Burung lovebird “kerah hitam” muda: Tidak terdapat kerah hitam atau hanya diwakili beberapa bulu hitam di setiap bagian sisi leher; paruh berwarna abu-abu muda dan pada pangkalnya ada bercak hitam; iris berwarna coklat.

Anak jenis lovebird “kerah hitam”: A.s. swinderniana, A.s. zenkeri, dan A.s. emini

Penyebaran lovebird “kerah hitam”: Afrika Barat dan Afrika Tengah.

Burung lovebird “kerah hitam” sulit berkembang biak di penangkaran.

5. Lovebird “muka salem” (Agapornis roseicollis)

Salah satu contoh lovebird muka salem / Agapornis roseicollis (Foto: AfricanLovebirdSociety.com)

Ukuran tubuh panjang 15 cm, berat 46-63 g.

Burung lovebird “muka salem”: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kuning di tubuh bagian bawah, bulu dahi dan di belakang mata berwarna merah, lorus, pipi, kerongkongan dan bagian atas dada berwarna merah muda; tunggir berwarna   biru terang; bulu di bagian bawah sayap berwarna hijau dengan sedikit warna biru, bulu ekor bagian atas berwarna hijau, bagian bawah kebiruan; paruh berwarna kuning gading; iris berwarna cokelat tua; kaki berwarna abu-abu.

Anak jenis:   A.r. roseicollis dan A.r. catumbella.

Penyebaran lovebird abisinia: Afrika Barat Daya.

Jenis lovebird ini umumnya mempunyai bulu yang indah. Di antara jenis lovebird, jenis lovebird muka salem mempunyai suara yang paling keras. Kenis lovebird ini paling mudah dikembangbiakkan.

Dalam penangkaran sebaiknya diperlihara berpasangan karena tidak cocok dipelihara secara berkelompok atau digabungkan dengan jenis burung lain.

Antara burung jantan dan betina relatif sulit dibedakan. Warna mutasinya adalah lovebird albino (bulu putih, mata merah), lovebird lutino (bulu kuning, mata merah), lovebird golden cherry (bulu kuning emas sampai merah muda), lovebird pied (bercak warna), lovebird cinnamon (coklat kekuningan) dan lovebird biru.

6. Lovebird kaca mata fischer   (Agapornis fischeri)

Contoh Lovebird Agapornis fischeri (Foto: AfricanLovebirdSociety.com)

Contoh lain Lovebird Agapornis fischeri (Foto: AfricanLovebirdSociety.com)

Panjang 15 cm, berat 42-58 gram.

Burung lovebird kaca mata fischeri dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kekuningan pada tubuh bagian bawah; dahi, pipi dan kerongkongan berwarna merah oranye; bulu di bagian kepala lainnya berwarna hijau pudar; bagian atas dada dan kerah sekitar leher berwarna kuning; bagian atas ekor berwarna biru muda; bagioan bawah sayap berwarna biru dan hijau; ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah; iris berwarna cokelat; kaki berwarna abu-abu muda.

Burung lovebird kaca mata fischer muda: Bulu berwarna lebih muda dibandingkan dengan bulu burung dewasa, terutama bulu pada kepala; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam.

Penyebaran lovebird kaca mata fischeries: Tanzania.

Lovebird kaca mata fischer termasuk lovebird yang mudah dikembangkan. Antara lovebird jantan dan lovebird betina relatif sulit dibedakan.

Warna mutasi lovebird kaca mata fischer adalah lovebird kaca mata fischer biru dan lovebird kaca mata fischer kuning. Persilangan antara lovebird kaca mata fischer dengan lovebird kaca mata nyasa menghasilkan warna mutasi lutino dan albino.

7. Lovebird kaca mata topeng (Agapornis personata)

Panjang 14,5 cm, berat 43-47 gram.

Burung lovebird kaca mata topeng dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau; lebihdahi, lorus, ubun-ubun, dan pipi bagian depan berwarna hitam kecoklatan; bulu di bagian kepala lainnya berwarna kehitam-hitaman pudar; kerongkongan   berwarna oraney kemerahan; bagin atas dada dan kerah di sekeliling leher berwarna kuning; bulu ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah; iris berwarna cokelat; kaki berwarna abu-abu.

Burung lovebird kaca mata topeng yang masih muda: Bulu berwarna lebih muda dibandingkan dengan bulu burung dewasa, terutama pada bagian kepala; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam.

Penyebaran lovebird kaca mata topeng: Tanzania Utara dan Tengah.

Lovebird kaca mata topneg termasuk lovebird yang mudah dikembangkan. Antara lovebird jantan dan lovebird betina relatif sulit dibedakan.

Warna mutasi lovebird kaca mata topneg adalah lovebird kaca mata topeng   warna biru.

8.   Burung lovebird kacamata nyasa (Agapornis lilianae)

Contoh lovebird kacamata nyasa atau Agapornis lilianae (Foto: AfricanLovebirdSociety.com)

Panjang 13,5 cm, berat 28-37 gram.

Burung lovebird kaca mata nyasa dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kekuningan pada tubuh bagian bawah dan tunggir; dahi dan kerongkongan berwarna merah oranye dan menjadi warna merah muda kekuning-kuningan pada bagian mahkota, lorus, pipi dan bagian atas dada; bulu ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah tua; iris berwarna cokelat kemerahan tua; kaki berwarna coklat keabu-abuan.

Burung lovebird kaca mata nyasa muda: Bulu pada pipi berwarna kehitaman; pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam.

Penyebaran lovebird kaca mata nyasa: Tanzania, Zanzobar bagian utara, Malawi bagian timur, dan Moaambik bagian barat laut.

Lovebird kaca mata nyasa dapat dipelihara secara berkelompok. Antara lovebird jantan dan lovebird betina relatif sulit dibedakan.

Warna mutasi lovebird kaca mata nyasa adalah lovebird kaca mata nyasa lutino (lovebird lutino).

9.   Burung lovebird kacamata pipi hitam (Agapornis nigrigenis)

Gambar lovebird kacamata pipi hitam Agapornis nigrigenis (Foto: Africanlovebirdsociety.com)

Panjang 13,5 cm, berat 36-52   gram.

Burung lovebird kaca mata pipi hitam dewasa: Bulu umumnya berwarna hijau, lebih kekuningan pada tubuh bagian bawah dan tunggir; dahi dan ubun-ubun depan berwarna coklat kemerahan; ubun-ubun belakang   dan tengkuk berwarna hijau kekuningan   tua; lorus, kerongkongan, dan pipi berwarna hitam kecoklatan, bagian atas dada berwarna merah oranye pucat; ekor berwarna hijau; lingkar di sekeliling mata berwarna putih; paruh berwarna merah tua; iris berwarna cokelat; kaki berwarna coklat keabu-abuan.

Burung lovebird kaca mata pipi hitam muda serupa dengan burung dewasa;   pada pangkal paruh bagian atas terdapat bercak kecil berwarna hitam; iris berwarna cokelat muda.

Penyebaran lovebird kaca mata pipi hitam: Zambia bagian barat daya dan Zimbabwe bagian barat laut.

Lovebird kaca mata pipi hitam   secara umum sulit didapat di pasaran karena burung ini sudah dibatasi untuk tujuan ekspor dari negara asalnya. Burung ini bisa dipelihara secara berkelompok bahkan dicampur dengan burung lain.

Warna mutasi lovebird kaca mata pipi htam adalah lovebird kaca mata pipi hitam kuning (lovebird kuning).


Ciri jantan dan betina lovebird

Membedakan jenis kelamin lovebird termasuk pekerjaan gampang-gampang susah. Gampang untuk jenis-jenis tertentu tetapi susah untuk jenis lainnya, apalagi kalau masih anakan. Untuk membedakan jenis kelamin lovebird bisa digunakan cara sederhana sampai yang ilmiah.

Berikut ini adalah serba-serbi mengani perbendaan lovebird jantan dan lovebird betina yang saya ambil dari tulisan Siti Nuramaliati Prijono dalam buku berjudul Lovebird terbitan Penebar Swadaya.

A. Berdasarkan penampilan luar.

Menurut Siti Nuramaliati, berdasar tingkat kesulitan untuk membedakan jenis kelamin lovebird (dan burung secara umum) maka dapat dibedakan 3 kelompok lovebird. Ketiga kelompok tersebut adalah kelompok dimorfik (jenis kelaminnya sangat jelas dapar dibedakan), kelompok intermediate (jenis kelaminnya agak sulit dibedakan dari penampilan burung), dan kelompok lovebird kacamata (perbedaan jenis kelaminnya tidak konsisten). Namun secara umum pada banyak jenis lovebird relatif mudah dibedakan jenis kelaminnya dengan melihat pada penampilan luarnya.

a. Kelompok lovebird dimorfik Beberapa jenis lovebird yang termasuk dalam kelompok dimorfik di antaranya lovebird abisinia, lovebird madagaskar dan lovebird muka merah.

1. Lovebird abisinia (Agapornis taranta) – Lovebird jantan berat badan 65 gram, dahi berwarna merah. – Lovebird betina berat badan 55 gram, dahi berwarna hijau.

2. Lovebird madagaskar (Agapornis cana) – Tidak ada perbedaan berat badan antara lovebird jantan dan lovebird betina. – Lovebird jantan kepala dan leher berwarna abu-abu – Lovebird betina bulu tubuh keseluruhannya berwarna hijau

3. Lovebird muka merah (Agapornis pullaria) – Lovebird jantan: dahi dan muka berwarna merah-oranye, tunggir (bulu di atas pantat, di bawah ujung lipatan sayap) berwarna biru muda, bulu terbang dan bagian bawah bulu sayap berwarna hitam. – Lovebird betina dahi dan muka lebih didominasi warna oranye dibandingkan warna merah, bagian bulu penutup sayap berwarna hijau dan di tepi sayap berwarna kekuningan.

b. Kelompok intermediate Dua jenis lovebird yang termasuk dalam kelompok intermediate adalah lovebird black collared dan lovebird muka salem.

1. Lovebird black collared (Agapornis swinderniana) Lovebird jantan dan betina sangat sulit dibedakan dan tampak serupa dalam penampilan luarnya.

2. Lovebird jantan dan betina serupa dalam penampilannya, meskipun pada umumnya lovebird betina mempunyai bulu di bagian kepala dengan warna yang lebih pucat.

c. Kelompok lovebird kacamata Empat jenis lovebird yang termasuk dalam kelompok lovebird kacamata adalah lovebird nyasa (Agapornis lilianae), lovebird pipi hitam (Agapornis nigrigenis), lovebird topeng (Agapornis personata), lovebird fischer (Agapornis ficheri).

Keempat jenis lovebird ini sangat sulit dibedakan antara jantan dan betina. Meskipun demikian ada sedikit perbedaan berat badan antara jantan dan betinanya. Satu keunikan dari lovebird kelompok kacamata adalah pada saat menjelang musim berkembangbiak burung betina akan membawa bahan sarang di bawah bulu tunggir dan bulu punggung bagian bawah.

B. Membedakan jenis kelamin tidak berdasarkan penampilan luar.

Pada jenis lovebird yang tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya berdasarkan penampilan luarnya yang spesifik maka akan sulit untuk membedakan lovebird jantan dan lovebird betina. Pada kejadian ini makan ada beberapa cara untuk digunakan memnedakan lovebird jantan dan lovebird betina.

a. Bentuk tubuh. Lovebird betina cenderung memiliki tubuh yang kekar dan lebih berat. Namun kriteria ini tidak mutlak sifatnya.

b. Warna Lovebird jantan mempunyai warna yang lebuh terang dari lovebird betina. Meskipun demikian hal itu tidak selalu benar karena warna bulu juga tergantung pada makanan, iklim, dan variasi geografis.

c. Cara bertengger Lovebird betina bertengger dengan jarak antarkaki lebih lebar dibandingkan lovebird jantan.

Perbedaan jantan berina berdasar bukaan kaki (Foto: Repro dari Buku Lovebird)

d. Bentuk ekor Lovebird betina mempunyai ekor dengan bentuk lebih rata dibandingkan pada ekor lovebird jantan yang berbentuk agak meruncing.

Perbedan jantan dan betina dari bentuk ekor (Foto: Repro dari Buku Lovebird)

e. Membangun sarang Kegiatan membangung sarang lebih intensif dilakukan oleh lovebird betina ketimbang jantan. Lovebird menggigit-gigit di luar sarang pada cabang-cabang dan batang yang lebih tebal. Lovebird betina akan megambil kulit kayu dan mengumpulkannya untuk membuat sarang, sedangkan lovebird jantan menyuapi lovebird betina. Namu hal ini juga tidak mutlak karena ada lovebird jantan yang juga aktif mengumpulkan bahan sarang.

f. Perabaan pada tulang pubis (supit urang). Lovebird memiliki dua tulang pubis (supit urang) pada bagian pinggulnya. Pada musim berkembang biak, tulang pubis lovebird betina menjadi lebih elastic dan jarak antara kedua tulang pubis tersebut melebar karena pengaruh hormone. Keadaan tersebut dapat dirasakan dengan rabaan tangan. Pada lovebird jantan, jarak antara dua tulang pubis tersebut sempit. Teknik perabaan ini hanya dapat digunakan bila kegiatan seksual lovebird betina dengan aktif.

g. Pemeriksaan dengan alat laparoscopy Untuk mengetahui jenis kelamin lovebird juga bisa dilakukan dengan menggunakan alat laparoscopy. Lovebird yang akan diperiksa jenis kelaminnya harus dibius dulu. Setelah itu dilakukan operasi kecil pada bagian kiri tubuh burung di antara tulang rusuk, tulang pinggang dan tulang paha. Dari bagian yang dioperasi itu dimasukkan alat laparoscopy untuk melihat ada tidaknya ovary (indung telur). Jika ada ovari maka lovebird tersebut dipastikan betina. Cara ini hanya bisa dilakukan jika burung sudah dewasa.

h. Pemeriksaan DNA Cara lain untuk mengetahui jenis kelamin lovebird adalah dengan menguji DNA yang dapat diperoleh dari darah atau bulu burung. Setelah DNA diekstrak dengan larutan tertentu dan proses lebih lanjut, lalu hasilnya dipotret dengan Polaroid. Apabila dalam foto tersebut terlihat dua pita maka lovebird tersebut dapat dipastikan berkelamin betina. Namun jika terlihat hanya satu pita, lovebird itu bias dipastikan jantan.

Cara ini dianggap lebih cepat dan hasilnya lebih akurat. Namun biaya uji DNA sangat mahal. Selain itu di Indonesia belum banyak laboratorium yang menawarkan jasanyan untuk memeriksa jenis kelamin burung dengan uji DNA.

Pasangan sejenis juga bercumbu

Pada jenis lovebird yang tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya berdasarkan bentuk tubuh dan warna bulunya sering terjadi kesulitan untuk memperoleh pasangan yang sesuai,.

Sering terlihat dua ekor jantan berperilaku seperti pasangan lovebird yang berlainan jenis. Hal yang sama juga terjadi pada dua lovebird betina. Bahkan pada pasangan lovebird betina ini apabila bertelur maka jumlah telurnya akan lebih banyak dari pasangan yang normal, tetapi telur tersebut tidak fertile alias tidak akan menetas jika dierami.

Hal yang membedakan antara pasangan jantan-jantan dan betina-betina adalah pada pasangan jantan-jantan tidak akan membuat sarang karena perilaku itu hanya milik lovebird bertina.

Ada yang menyatakan bahwa lovebird jantan adalah yang menyuapi pasangannya sedangkan betina yang disuapi. Tetapi hal ini tidak benar karena lovebird betina juga sering menyuapi lovebird jantan untuk menarik perhatian si jantan.

Juga tidak benar bahwa lovebird betina memiliki paruh dan kepala yang lebih kecil ketimbang lovebird jantan. Dan tidak tentu benar bahwa lovebird jantan memiliki kepala yang lebih lebar dengan paruh yang lebih runcing.

Cara memilih burung lovebird

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung lovebird:

  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar, panjang dan terlihat kokoh.
  • Berkepala besar. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
  • Sebaiknya juga pilihlah bahan yang berdada lebar.
  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
  • Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
  • Bola mata besar dan bersih bersinar. Menandakan burung ini memiliki prospek yang cerah apabila dijadikan burung lomba. Karena akan sangat gacor.

———————————-

Sumber: http://omkicau.com/

Oleh: Bareph Yadie Kasalo | 26 Juni 2010

Sistem Penilaian dalam Konkurs Perkutut


Sistem Penilaian dalam Konkurs Perkutut

Berdasarkan Keputusan Konggres P3SI Pusat di Jakarta tahun 1994, perkutut dinilai dari :

1. Angkatan (suara depan)
2. Tengah (suara tengah)
3. Ujung (tengkung atau suara ukung)
4. Dasar Suara (air suara)
5. Irama

Berikut adalah kutipan yang kami ambil dari “Sukses Dalam Konkurs Perkutut” karangan B. Sarwono. :

* Angkatan (suara depan)

Burung yang mempunyai suara depan panjang (klauu, kleoo, klaoo, weoo), mengalun, dan menjerit seperti melempar tergolong dalam kategori baik sehingga nilainya tinggi. (Istilah yang kini populer didengar sehubungan dengan suara depan : nyelep, narik, dll.)

* Tengah (suara tengah)

Burung harus mempunyai suara tengah “ke-tek” yang jelas, bukan hanya “ke” atau “tek” saja. “Ke-tek” ada beberapa macam, misalnya ke-te-te, ke-pe-tek, ke-te-te-te-te. Disini, suara tengah tidak harus panjang atau lebih banyak. Yang penting bunyi suara tengah jelas dan tidak kabur. Pada konggres tahun 1994, P3SI menetapkan standar suara tengah yang baik adalah minimal dua langkah, yaitu “ke-tek” atau “ke-te”. (Istilah yang sering didengar sehubungan dengan suara tengah : step; langkah; jalan : tiga, engkel (empat), lima, sari, dobel, dobel plus, triple; jalan lelah; jalan bak kereta api; tengah goyang; dll. ).

* Ujung

Suara ujung atau suara akhiran kuuung yang baik adalah yang menggaung, berat, panjang, dan dengan nada menurun. Makin panjang kungnya, semakin baik nilainya. Akhiran kung ada beberapa macam, seperti kuuung, koong, atau kooo. (Istilah yang sering didengar sehubungan dengan suara ujung : tengkung, buangan, dll.)

* Dasar Suara (air suara)

Dasar suara harus lantang (bisa keras, nyaring, tebal, bedah karang, dan sebagainya), jelas terdengar, dan nadanya tidak naik turun. Burung yang mempunyai suara seperti itu akan mendapat nilai yang tinggi untuk dasar suaranya. (Istilah sehubungan dengan dasar suara : power)

* Irama

Irama atau lagu merupakan keserasian antara suara depan, tengah, dan belakang. Semakin serasi (luwes) dengan pembagian ritme seimbang, semakin tinggi nilai yang diberikan juri. (istilah yang sering didengar sehubungan dengan irama : ayu)

Suara dobel, tripel, atau suara tengah banyak, bukan jaminan bahwa suara burung itu baik. Semakin banyak suara tengahnya, biasanya semakin lemah suara belakangnya, “kung”nya tipis. Burung yang engkel bisa menjadi juara asal nggacor, berbunyi stabil sampai sekitar 8 (delapan) kali pantauan juri, koordinator, maupun dewan.
Dewasa ini, suara engkel kurang mendapat perhatian. Orang lebih suka mendengar suara yang jalan lima, dobel ketek, atau triple. Namun, menurut aturan P3SI, suara jalan empat atau empat tutukan (misal : kleo ke-te kooong) merupakan kategori ideal. Yang terpenting alunan iramanya teratur, kalem, tidak terburu-buru, dan stabil, baik tempo maupun vokalnya. Suara yang kalem didengar lebih sopan dan lebih dapat dinikmati daripada yang suaranya cepat dan temponya pendek.

Angka Penilaian

Dalam konkurs yang selama ini ditemui angka tertinggi tercapai adalah sebesar 45 dimana masing-masing unsur suara mendapat penilaian 9 (sembilan). Nilai ini adalah nilai sempurna yang dicapai oleh seekor perkutut juara.

Berikut ini adalah kutipan dari Fauna 04/ Maret 1999 :

Pemberian Nilai

Penilaian awal (bendera tanda bunyi) dapat diberikan setelah burung peserta konkurs berbunyi sekurang-kurangnya 4-5 kali. Untuk burung yang sudah dinilai diberikan bendera tanda penilaian. Bilamana jumlah nilai mencapai 42 (dari total nilai lima unsur suara) sampai dengan 42,5 diberikan tanda berupa bendera koncer satu warna (kuning).

Untuk jumlah nilai 43 sampai dengan 43,5 dapat diberikan oleh juri penilai setelah mendapat persetujuan dari koordinator juri dan burung yang dinilai telah berbunyi sekurang-kurangnya 8 kali serta memenuhi syarat keindahan suara.

Adapun bendera koncer untuk nilai 43 adalah dua warna (kuning dan hijau). Sedangkan bendera koncer untuk nilai 43,5 adalah tiga warna (kuning, hijau dan putih).

Untuk jumlah nilai 44 sampai dengan 44,5 diberikan setelah mendapat persetujuan dari seorang koordinator juri dan ketua juri (dewan juri). Burung yang dinilai dan berhak naik nilai dari dua warna ke tiga warna atau dari tiga warna ke empat warna, sekurang-kurangnya harus bunyi 8 kali berturut-turut serta memenuhi syarat keindahan bunyi.

Nilai 44 akan diberikan tanda berupa bendera koncer empat warna (kuning, hijau, putih dan biru). Sedangkan jumlah nilai 44,5 akan diberikan tanda berupa bendera koncer lima warna (kuning, hijau, putih, biru dan merah).

Jumlah nilai 45 adalah nilai sempurna yang hanya dapat diberikan kepada burung yang memenuhi persyaratan antara lain :

1. Memenuhi semua kriteria keindahan suara yang ditentukan.
2. Berbunyi sekurang-kurangnya 10 kali berturut-turut tanpa kesalahan atau penurunan kualitas.
3. Disaksikan dan disepakati bersama oleh juri penilai, dua orang koordinator juri dan ketua juri (dewan juri) Bagi burung peserta yang mendapat jumlah nilai 45 diberikan tanda penilaian berupa bendera koncer khusus atau istimewa. Biasanya berbentuk bola tenis (pimpong) atau tanda-tanda khusus lainnya yang terletak di bagian paling atas bendera koncer tersebut (empat warna + tanda khusus)

Sistem Penilaian dalam Konkurs Perkutut yang Masih Piyik.

Dasar peraturan yang dikeluarkan oleh P3SI sudah ada, tapi di lapangan sering terjadi adanya peserta lomba yang mencuri kesempatan untuk mendapatkan hadiah dengan membawa perkutut yang sudah seharusnya tidak dimasukkan ke dalam kategori piyik, bahkan mungkin sudah embahnya piyik. Memang kalau mau lebih ketat bisa saja panitia memeriksa terlebih dahulu perkutut-perkutut yang dilombakan apakah ciri-ciri fisik yang dimiliki perkutut tersebut masih menunjukkan bahwa perkutut tersebut masih bisa dikategorikan piyik. Tapi selama ini belum terlihat adanya penanganan serius dalam kategori ini, bisa jadi kelas ini hanya dianggap sebagai pelengkap saja. Sehingga sering terjadi perkutut yang akan dilombakan di kelas dewasa diikutkan di kelas ini baik untuk mengenalkan lapangan pada si perkutut atau memang bermaksud mencuri hadiah yang disediakan panitia. Mudah-mudahan kategori ini di kemudian hari akan lebih diperketat lagi, sehingga tidak ada lagi suara sumbang yang terdengar disana-sini.

Akhirnya P3SI Keluarkan Tata Cara Konkurs Piyik

Agrobis No. 288 Minggu 1 Oktober 1998

Sebelum pedoman baku ini terbit, memang belum ada pegangan yang pasti akan pelaksanaan kelas piyik. Perihal teknis penjurian misalnya, sayang tidak dicantumkan, berapa usia maksimum bagi seekor perkutut yang berhak mengikuti kelas ini !

Yang jelas, menurut aturan itu, yang berkategori piyik memiliki dua ciri : Pertama masih memiliki alis mata yang berbintik-bintik berwarna putih dan melekat disekitar lingkaran kepopak mata bagian luar. Kedua, masih memiliki bulu burik berwarna coklat yang berada di sekitar sayap serta punggungnya.

Bilamana salah satu atau kedua ciri-ciri itu sudah tidak ada, maka pada umumnya warna dan ciri-cirinya sama dengan perkutut dewasa, kecuali bilamana bulu sayapnya dibuka dan diteliti sisa jumlah bulu luar piyiknya untuk menentukan perkiraan umur perkutut tersebut.

Sehingga untuk menghindari timbulnya persoalan yang diakibatkan oleh ketiadaan kedua ciri tersebut, perkutut tersebut bisa dikategorikan sebagai perkutut remaja. Atau ketentuan mengenai tata cara konkurs dan penjuriannya disamakan dengan perkutut dewasa.

Sementara itu tata cara konkurs dan penjurian sama halnya dengan tata cara dan penjurian perkutut dewasa. Demikian pula tata cara penyelenggaraan konkurs dan penjuriannya sama dengan perkutut dewasa.

Sedangkan persyaratan lapangan serta perlengkapannya diatur antara lain sebagai berikut :

1. Bentuk lapangan hendaknya segi empat (bujur sangkar) atau empat persegi panjang.
2. Jumlah blok, lapangan dibagi empat blok atau lebih. Masing-masing blok dipancang sebanyak-banyaknya 42 tiang gantangan.
3. Penggunaan blok lapangan konkurs dapat menggunakan sekurang-kurangnya 2 blok penilaian dengan ketentuan jumlah pancangan tiang gantangan pada masing-masing blok sebanyak-banyaknya 42 gantangan.
4. Jarak antar tiap gantangan ditentukan sejauh 1,5 meter atau 2 meter.
5. Tinggi tiap gantangan ditentukan setinggi 3 meter.
6. Untuk membedakan kedudukan kelompok tiang gantangan di dalam bloknya, pangkat tiap gantangan diberi warna setinggi 1,5 – 2 meter setiap bloknya. Setiap blok penilaian diberi warna yang berbeda dengan blok penilaian lainnya.
7. Jarak antar blok hendaknya terdapat jalur pemisah selebar 1,5 sampai 2 kali jarak tiang gantangan.
8. Di bagian tepi lapangan konkurs harus tersedia jalur yang memisahkan bagian lapangan yang menjadi arena konkurs dan tempat pengunjung. Lebar jalur pemisah sekurang-kurangnya 7 meter.

Pelaksanaan Penilaian

Pertama. Penilaian dilaksanakan secara tertulis dengan memberikan angka-angka seperti yang diatur dalam ayat 8 dan ayat 9 pasal 22, diisikan pada kolom-kolom yang tersedia dalam lembar penilaian oleh juri penilai.

Kedua. Penilaian awal dapat diberikan setelah burung peserta konkurs berbunyi sekurang–kurannya satu sampai dua kali. Untuk yang sudah dinilai diberikan bendera tanda penilaian.

Ketiga. Bilamana jumlah nilai mencapai 42 s/d 42,5 juri penilai memberikan tanda berupa bendera koncer satu warna.

Keempat. Untuk jumlah nilai 43 s.d 43,5 dapat diberikan oleh juri penilai setelah mendapat persetujuan dari koordinator juri dan burung yang dinilai telah berbunyi sekurang-kurangnya 2 kali berturut-turut. Sedang untuk nilai 43,5 burung yang dinilai telah berbunyi sekurang-kuranya 3 kali berturut-turut.

Kelima. Untuk jumlah nilai 44 s.d. 44,5 diberikan setelah mendapat persetujuan seorang koordinator juri dan ketua juri (dewan juri). Burung yang dinilai telah berbunyi sekurang-kurangnya 4 kali berturut-turut serta memenuhi syarat keindahan bunyi.

Keenam. Jumlah nilai 45 adalah nilai sempurna yang hanya dapat diberikan kepada burung yang telah memenuhi persyaratan antara lain :

1. Memenuhi semua kriteria keindahan suara yang ditentukan.
2. Berbunyi sekurang-kuranya 5 kali berturut-turut tanpa kesalahan atau penurunan kualitas.
3. Disaksikan dan disepakati bersama oleh juri penilai, dua orang koordinator juri dan ketua juri. Bagi burung yang mendapat jumlah nilai 45 diberikan tanda penilaian berupa bendera koncer khusus / istimewa.
4. Apabila semua upaya pembandingan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2a, 2b, 2c pasal ini tetap menghasilkan perbandingan nilai yang sama, maka penentuan peringkat kemenangan dilakukan melalui undian yang dilakukan oleh pemilik burung, wakilnya atau peserta lainnya. Ketujuh. Hasil perumusan nilai sebelum diumumkan terlebih dahulu harus mendapat pengesahan dari ketua juri.

Dengan adanya juklak ini, berarti peserta, juri maupun panitia konkurs kelas piyik sudah memiliki pedoman baku yang bisa dipakai di mana saja, di seluruh Indonesia. “Kami berharap agar konkurs-konkurs piyik tak lagi ada perdebatan soal teknis penilaian, misalnya,” tandas Ketum P3SI Pusat Soekamdi Soewendar.
————————–
Sumber: http://www.oocities.com

Oleh: Bareph Yadie Kasalo | 26 Juni 2010

Burung Murai Sadar Bercermin


Burung Murai Sadar Bercermin

Jika Anda memiliki burung, coba sekali-sekali hadapkan ke depan cermin. Apa reaksinya. Apakah ia menolehkan kepala ke kanan dan kiri layaknya manusia yang tengah berdandan?

Umumnya hal tersebut merupakan kemampuan dasar primata seperti simpanse dan manusia. Lumba-lumba dan gajah juga telah terbukti punya kemampaun tersebut.

Sebagian burung ternyata memang dapat melakukannya dan mengenalinya dirinya di depan cermin. Namun, tak semua jenis burung. Burung betet dan beo memang merespon cermin namun mereka tak tahu bahwa di balik cermin adalah bayangannya.

Hanya burung-burung yang memiliki interaksi sosial tinggi yang mengenali bayangan dirinya di balik cermin. Terutama burung dari kelompok gagak. Baru-baru ini, burung murai dari sopesies Pica pica juga lulus tes bercermin.

Dalam percobaan di laboratorium, peneliti Jerman dari Universitas Goethe Frankfurt, menguji lima ekor murai. Masing-masing bernama Gerti, Goldie, Harvey, Lilly, dan Schatzi. Pada masing-masing bulunya ditempelkan stiker berwarna kuning dan merah yang hanya dapat dilihat dari cermin.

Saat dihadapkan di depan cermin, burung-burung murai tersebut sangat sibuk memperhatikan tanda yang kontras di tubuhnya itu. Masing-masing kemudian mencoba meraihnya dengan paruh dan kukunya. Dalam beberapa kali percobaan, mereka sukses melepaskannya dan berhenti setelah berhasil.

Namun, saat diberi stiker berwarna hitam yang tidak terlalu berbeda warna dengan bulunya, mereka tak terlalu meresponnya. Burung-burung tersebut juga tak melakukan tindakan apapun terhadap stiker tersebut saat tidak dihadapkan pada cermin.

“Secara umum, hasilnya menunjukkan bahwa burung murai mampu memahami bahwa bayangan dirinya di cermin,” demikain kesimpulan yang dimuat para peneliti dalam jurnal PLoS Biology edisi terbaru. Mereka menyatakan tidak sampai meneliti tingkat pengenalannya namun baru sekadar respon terhadap bayangan sendiri.

Pengenalan bayangan diri sendiri merupakan faktor penting dalam interaksi. Antara lain untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman sesamanya. sumber : kompas.com dan DPA

Oleh: Bareph Yadie Kasalo | 26 Juni 2010

Burung Murai Batu (White-Rumped Shama)


TIPS PANDUAN

Download suara muarai batu

Pemilihan Bakalan (Bahan), Perawatan Harian, Perawatan Pra Lomba, Perawatan Pasca Lomba dan Perawatan Mabung untuk Burung Murai Batu (White-Rumped Shama)


Berdasarkan Riset SMART MASTERING – WWW.SMARTMASTERING.COM


Burung Murai Batu merupakan salah satu burung berkicau cerdas terbaik (dari keluarga Turdidae) yang sangat banyak penggemarnya. Merawat burung Murai Batu sangat mudah dan menyenangkan. Jenis-jenis burung Murai Batu dan asal burung Murai batu yang banyak dikenal di Indonesia adalah Burung Murai Batu Medan, Burung Murai Batu Aceh, Burung Murai Batu Lampung, Burung Murai Batu Lahat, Burung Murai Batu Jambi dan Burung Murai Batu Kalimantan (Borneo). Suara burung Murai Batu sangat merdu dan bervariasi. Burung Murai Batu adalah salah satu burung penyanyi terbaik di dunia.

KARAKTER DASAR BURUNG MURAI BATU

  1. Mudah beradaptasi, burung ini sangat mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.
  2. Petarung yang gampang naik darah. Apabila mendengar suara burung Murai Batu lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
  3. Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Murai batu betina, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
  4. Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.

PEMILIHAN BAHAN BURUNG MURAI BATU YANG BAIK

(CIRI-CIRI BURUNG MURAI BATU YANG BAIK DARI KATURANGGAN)

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Murai Batu

  • Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Murai Batu jantan dapat dilihat warna bulu hitam yang tegas mengkilap dan kontras serta memiliki ekor yang lebih panjang daripada burung Murai batu betina.
  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
  • Kepala berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut  sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
  • Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.
  • Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.

MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG MURAI BATU

  • Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Murai Batu. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
  • EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Murai Batu  yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.

PERAWATAN DAN STELAN HARIAN BURUNG MURAI BATU

Perawatan harian untuk burung Murai Batu relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.

Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Murai Batu:

  1. Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
  2. Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
  3. Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
  4. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
  5. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
  6. Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
  7. Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
  8. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
  9. Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.

PENTING

  • Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
  • Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. contoh setiap hari Selasa pagi.
  • Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
  • Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.

PENANGANAN APABILA BURUNG MURAI BATU OVER BIRAHI

  • Salah satu ciri-ciri burung Murai Batu yang terlalu birahi (over birahi) antara lain: agresif, bulu mengkorok, nglowo (sayap turun) dan mematuk ornamen sangkar.
  • Pangkas porsi Jangkrik menjadi 3 pagi dan 2 sore
  • Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00)
  • Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu
  • Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
  • Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
  • Waktu pengumbaran dibuat lebih sering dan lebih lama

PENANGANAN APABILA BURUNG MURAI BATU KONDISINYA DROP

  • Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
  • Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu
  • Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali
  • Mandi dibuat 2 hari sekali saja
  • Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Murai Batu lain dahulu
  • Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG MURAI BATU UNTUK LOMBA

Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Murai Batu:

  1. H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore.
  2. H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
  3. 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
  4. Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.

PENTING

  • Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Murai Batu lain.
  • Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG MURAI BATU PASCA LOMBA

Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Murai Batu:

  1. Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
  2. Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
  3. Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG MURAI BATU MABUNG

Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.

Berikut ini Pola Perawatan masa mabung

  1. Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
  2. Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari.
  3. Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan  untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi, Cacing 2 ekor 3x seminggu dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.
  4. Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
  5. Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.

SUARA MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG MURAI BATU

Irama lagu yang dimiliki burung memegang peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba burung berkicau. Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).

Memilih suara-suara master untuk burung andalan kita janganlah terfokus hanya memilih suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.

Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses pemasteran burung berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya dilapangan. Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di master dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master tersebut. Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung.
Sebenarnya; Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau dalam keadaan mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran. Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung.

Alasannya karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.

Kunci keberhasilan dalam memaster burung (pemasteran burung berkicau) adalah memaster burung dengan suara-suara master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).

———————————-

http://smartmastering.com

Oleh: Bareph Yadie Kasalo | 26 Juni 2010

BURUNG KENARI – BURUNG KENARI ISIAN – CANARY


TIPS PANDUAN

Pemilihan Bakalan (Bahan), Perawatan Harian, Perawatan Pra Lomba, Perawatan Pasca Lomba dan Perawatan Mabung untuk Burung Kenari (Canary)


Berdasarkan Riset SMART MASTERING – WWW.SMARTMASTERING.COM


Burung Kenari adalah burung penyanyi yang sangat banyak penggemarnya. Memiliki variasi warna yang beragam dan kombinasi warna yang unik. Suara burung Kenari sangat variatif dengan naik turun nada yang mempunyai ritme irama lagu yang baik. Merawat burung Kenari sangatlah mudah dan menyenangkan.

KARAKTER DASAR BURUNG KENARI (CANARY)

  1. Mudah beradaptasi, burung ini sangat mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.
  2. Penyanyi dan petarung. Apabila mendengar suara burung kenari lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
  3. Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Variasi pakan yang kurang tepat, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Kenari betina dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
  4. Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
  5. Tidak mudah stress. Burung jenis ini sudah ratusan tahun ditangkarkan oleh manusia.

PEMILIHAN BAHAN BURUNG KENARI YANG BAIK

(CIRI-CIRI BURUNG KENARI YANG BAIK DARI KATURANGGAN)

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Kenari

  • Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Kenari jantan dapat dilihat bentuk tubuh yang serasi, mengeluarkan suara cuit yang lebih nyaring dan keras. Pilihlah kenari jantan yang memiliki vent lebih besar dan panjang.
  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang.
  • Kepala berbentuk kotak. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut  sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
  • Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.

MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG KENARI

  • Bijian Mix. Pakan utama burung ini adalah Canary Seed. Tetapi kita dapat memberikan biji-bijian yang telah dicampur yang banyak dijual dipasaran.
  • Sayuran dan buah-buahan. Burung Kenari sangat menggemari sayur dan buah-buahan seperti: daun selada, daun sawi, gambas, mentimun, paprica, wortel, buah apel, buah pir, jagung muda.
  • Telur dan Kroto. Pada kondisi tertentu, kedua pakan ini sangat dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan, vitalitas fungsi-fungsi organ burung Kenari.
  • Asinan. Untuk mencukupi kebutuhan kalsium, burung ini membutuhkan asupan kalsium tambahan. Dapat diberikan tulang sotong untuk melengkapi kebutuhan kalsium yang dibutuhkan.
  • Roti kering. Disamping menggemari pakan-pakan diatas, burung Kenari juga menyukai roti kering (jangan berikan roti kering yang memiliki kandungan garam dan gula yang tinggi).

PERAWATAN DAN STELAN HARIAN BURUNG KENARI

Perawatan harian untuk burung Kenari relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.

Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Kenari:

  1. Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung)
  2. Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Pakan dan Air Minum.
  3. Berikan Sayuran segar atau Buah.
  4. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
  5. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
  6. Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
  7. Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
  8. Kontrol Pakan, Air Minum, Sayuran dan Buah.
  9. Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.

PENTING

  • Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu.
  • Telur Puyuh dapat diberikan 2x seminggu.
  • Variasi pemberian sayuran segar dan buah-buahan adalah kunci keberhasilan dalam perawatan burung kenari.
  • Asinan harus selalu tersedia didalam sangkar.
  • Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
  • Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.

PENANGANAN APABILA BURUNG KENARI OVER BIRAHI

  • Berikan Mentimun selama 2 hari berturut-turut
  • Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
  • Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
  • Waktu pengumbaran dibuat lebih sering dan lebih lama

PENANGANAN APABILA BURUNG KENARI KONDISINYA DROP

  • Berikan buah Apel 4 hari berturut-turut
  • Perbanyak campuran Lin Seed, Niger Seed dan biji Fumayin pada pakan bijiannya.
  • Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu
  • Mandi dibuat 2 hari sekali saja
  • Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Kenari lain dahulu
  • Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG KENARI UNTUK LOMBA

Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Kenari:

  1. H-3 sebelum lomba, berikan buah Apel diselingi Kroto.
  2. H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
  3. 1 Jam sebelum di gantang lomba, berikan burung Telur Puyuh.

PENTING

  • Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Kenari lain.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG KENARI PASCA LOMBA

Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Kenari:

  1. Perawatan dan Stelan pakan dikembalikan ke Stelan Harian.
  2. Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
  3. Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG KENARI MABUNG

Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.

Berikut ini Pola Perawatan masa mabung:

  1. Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
  2. Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari.
  3. Pemberian porsi pakan tambahan diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan  untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Tambahkan biji Niger Seed, variasikan pemberian sayuran segar dan buah.
  4. Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
  5. Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.

SUARA MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG KENARI (CANARY)

Irama lagu yang dimiliki burung memegang peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba burung berkicau. Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).

Memilih suara-suara master untuk burung andalan kita janganlah terfokus hanya memilih suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.

Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses pemasteran burung berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya dilapangan. Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di master dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master tersebut. Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung.

Sebenarnya; Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau dalam keadaan mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran. Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung.

Alasannya karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.

Kunci keberhasilan dalam memaster burung (pemasteran burung berkicau) adalah memaster burung dengan suara-suara master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).

———————————–

http://smartmastering.com

Brosur-pengeboran

Oleh: Bareph Yadie Kasalo | 24 Juni 2010

ISTILAH “ F “ UNTUK KETURUNAN CANARY


ISTILAH “ F “   UNTUK  KETURUNAN CANARY

Para penghobi unggas khususnya Kenari tentunya tidak asing dengan istilah ; kenari  lokal, impor, F1, F2, F3 dan AF. Dalam tulisan ini kami akan berbagi pengalaman tentang Istillah “ F “ yang biasa kita dengar, mungkin topik tulisan  sudah ada yang menulisnya akan tetapi anggaplah tulisan ini merupakan pelengkap bagi yang memerukannya.  Dibeberapa  daerah  penafsiran Istilah “ F “  berbeda-beda, namun hal itu bukanlah merupakan patokan mutlak untuk menentukan kenari itu berkualitas.  Di Yogyakarta  istilah  istilah “ F ”  akan berbeda dengan di Surabaya, Malang,  Cirebon, Bandung, Jakarta  atau didaerah lain di Indonesia.

Teori Genetika oleh ilmuan  Gregor Johann Mendel, berpendapat  “ F ” = merupakan singkatan   dari kata Filial yang berarti  Keturunan. Dalam setiap perkawinan / persilangan  menurut  Mendel  akan  mewarisi  Hereditas  sifat induknya (parental).

Secara Hereditas (pewaris sifat dari induk kepada keturunannya) Mendel berpendapat,  sbb :

1.         Hibrid (hasil persilangan antara dua individsu dengan tanda beda)  memiliki sifat yang mirip dengan induknya dan setiap hibrid mempunyai sifat yang sama dengan hibrid yang lain dari spesies yang sama.
2.         Karakter atau sifat dari keturunan suatu hibrid selalu timbul kembali secara teratur dan inilah yang memberi petunjuk kepada Mendel bahwa tentu ada faktor-faktor tertentu yang mengambil peran dalam pemindahan sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya  (gen).
3.         Faktor keturunan, mengikuti distribusi yang logis.

Teori ini secara langsung  dipraktek  dipenangkaran kami, tebukti benar seperti  yang didivinisikan Mendel, dalam penyilangan kami menggunakan indukan (jantan) Kenari impor Yorkshire dan Lizard,  disilangkan dengan indukan (betina) kenari Local . Penyilangan yang kami lakukan  dengan memperhatikan   aspek  ; Parental (indukan) dan Fenotipe (karakter/sifat yang dapat diamati seperti ; bentuk,  warna, suara, dll) dari bakal calon indukan, dengan hasil,  sebagai berikut   :

1.      Kenari  Yorkshire (kuning) jantan dengan betina  local (bon hijau) disilangkan turunannya di-Istilahkan “ F.1 “,   dengan gen  Dominan Hereditas  50 %  Yorkshire  ;

25 % =   warna dominan kuning  berpostur                       semi Yorkshire.
25 % =   warna dominan bon hijau berpostur                    semi Yorkshire.
50 % =   warna Campuran (hijau dan kuning) berpostur   semi Yorkshire.

2.      Jika kenari  F.1 (bon hijau) jantan dengan betina  F.1 (kuning) disilangkan  dari turunan berbeda anakannya  di-Istilahkan “ F.2 “,   dengan gen  Dominan Hereditas  25 %  Yorkshire  ;

25 %    =   warna dominan  kuning berpostur  sedang  strain  Yorkshire   hilang.
25 %    =   warna dominan bon hijau berpostur  sedang  strain  Yorkshire hilang.
25 %    =   warna campuran  berpostur  sedang  strain  Yorkshire hilang.
25 %    =   warna campuran atau bon hijau / kuning berpostur  kecil.

3.      Selanjutnya jika kenari  F.2 dengan  F.2 disilangkan  dari turunan berbeda anakannya di-Istilahkan   Kenari  “  F.3 ”.

Begitu seterusnya jika  kenari    F.3 dengan  F.3 disilangkan  keturunan di-Istilah Kenari  “  F.4 ”, dan seterusnya hingga “ F “ ( ? ). Pada tahap persilangan berjenjang ini  strain Yorkshire akan hilang dan dominant menjadi kenari  berpostur kecil / local.

“ F “ (Filial) yang berarti  Keturunan, hanyalah  Istilah yang lazim dipakai oleh kalangan penangkar / penghobi kenari bukan merupakan patokan mutlak, pengklasifikasian ini secara umum bertujuan  untuk membedakan hereditas fenotipe terbaik dari hasil persilangan guna meningkatkan kualitas fenotipe menjadi kenari unggulan yang  layak tanding dan menjadi  KENARI JUARA.

by, Drs. Bagus Hariyanto, SH
{ Matrix Canary bird }

http://bagushariyanto.wordpress.com

Oleh: Bareph Yadie Kasalo | 24 Juni 2010

BURUNG KENARI DI INDONESIA


BURUNG KENARI  YANG DIKENAL DI INDONESIA

Burung Kenari bukan burung asli Indonesia,  namun  dari beberapa literature burung ini  telah lama dikenal di Indonesia.  Pada  penjajahan Belanda banyak kalangan yang memelihara burung ini terutama dipelihara oleh pembesar Belanda, kaum priyayi (bangsawan). Setelah Indonesia merdeka, penggemar burung kenari semakin meningkat dan bisa langsung mengekspor dari Negara-negara pengembang strain kenari.

Di Indonesia, secara umum dikenal jenis kenari seperti ;  , Holland, Yorkshire, Lizard, Taiwan, dan RRC. Namun di kalangan penghobi dan pasar burung yang populer  yaitu ;  jenis  kenari Holland karena ; memiliki kicauan yang indah, variasi warna yang beragam dan bentuknya yang elegan.

Mengenal Burung Kenari  Holland.

Berdasarkan catatan literature kenari Holland  merupakan  crossing dari berbagai jenis kenari  yang  didatangkan dari Inggris, Jerman dan Belgia. Para penangkar Belanda secara konsisten mengcrossing kenari-kenari tersebut dengan kenari liar sehingga menghasilkan beberapa jenis kenari unggulan dan familier di Indonesia, seperti  ;  Norwich, Scoth fancy, Bolder fancy, London fancy, dan sebagainya. Kenari Holland merupakan  jenis kenari penyanyi dan petarung dan tidak digolongkan dalam jenis resmi kenari di dunia.  Istilah kenari Holland hanya dikenal di Indonesia, disebut demikian karena burung kenari ini langsung dimpor Belanda dan popular di Indonesia dengan istilah  Kenari Holland. Dikalangan penghobi kenari Holland merupakan jenis kenari andalan setelah di kawin silangan dengan kenari Yorkshir (Inggris) atau dengan Lizard (Jerman)  karena keturunannya memiliki  bentuk postur yang ideal, warna yang beragam,  variasi ketebalan dan volume suara tajam/keras yang bisa diandalkan dalam lomba-lomba.

Belanda dikenal sebagi  negara pengekspor kenari termasuk Indonesia,  sebenarnya  penangkaran di sana umumnya kecil-kecil, karena menangkar kenari merupakan pekerjaan sampingan.  Di Belanda baik di Holland Utara (Noord-Holland) dan Holland Selatan (Zuid-Holland) dengan kota-kota besarnya seperti ;  Amsterdam, Den Haag, dan Rotterdam, burung kenari dijual di pusat pertokoan mewah dengan kondisi kios / toko tertata rapi dengan keadaan lingkungan  sangat bersih dan prestise.  Para eksportir kenari di Belanda umumnya pengepul burung kenari dari berbagai penangkar, setelah terkumpul kemudian di eksport keseluruh dunia, termasuk Indonesia. Makanya ring kenari Holland import bermacam-macam karena di kumpulkan dari beberapa penangkar.

Burung  Kenari  Malang.

Sejak terjadinya krisis moneter di Indonesia  sekitar tahun 1999,  yang berdampak pada melemahnya nilai tukar rupiahterhadap dolar, hal ini berdampak pula pada importir unggas,  burung impor susah didapat, nilai  kurs yang terlalu tinggi ditambah lagi wabah flu burung  yang memperketat masuknya unggas ke Indonesia membuat burung kenari impor susah didapat di pasar-pasar burung besar dan harganya melambung tinggi.

Kondisi demikian memacu para penangkar untuk mengembangkan kenari lebih optimal dan menjadi lahan pekerjaan. Di habitat asalnya burung kenari menyukai dataran tinggi hingga  1.500 dpl.  Family Canary termasuk jenis burung tropika yang suka bermigrasi pada saat musim dingin, mencari daerah berhawa sejuk untuk melakukan perkembang biakan.  Para penangkar kenari dari daerah Malang (Jawa Timur) dengan letak geografis alam yang berhawa sejuk sangat idel untuk perkembang biakan burung kenari.  Kondisi alam yang tepat membuat Malang berhasil menangkarkan kenari Holland secara masal.  Menjamurnya peternakan kenari di Malang membuat harga burung kenari hasil ternakan malang menjadi sangat murah.  Patut disayangkan,  guna menekan  harga yang murah  dengan perawatan dan gizi makanan yang minim sehingga berdampak pada kualitas  hasil penangkaran kenari Holland Malang menjadi  kurang baik dan rentan terhadap penyakit, seperti ;  kaki yang mudah bersisik, berjamur, postur yang kecil serta kualitas suaranya yang di bawah standard.  Namun demikian patut diacungkan jempol,  hasil penangkaran  masal kenari malang ini sudah merambah dan meramaikan  pasar-pasar burung di Indonesia  walaupun bukan strain baru tetapi  para penghobi menamainya dengan Istilah   Kenari Malang.

By, Drs. Bagus Hariyanto, SH

{ Matrix Canary bird }

Sumber: http://bagushariyanto.wordpress.com

« Newer Posts - Older Posts »

Kategori